Terdampak El Nino, Kaltim Antisipasi Kendala Produksi Pangan

Tangani Irigasi dan Produksi Jumlah Benih

0 122

DETAKALTIM.Com. SAMARINDA:  El Nino atau fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah, memberikan dampak yang cukup besar bagi aspek produksi tanaman pangan di Kaltim.

Seperti di sentra produksi pangan di wilayah Kabupaten Mahakam Hulu dan Tenggarong Seberang, mengalami masalah akibat kendala air. Padahal Kaltim kaya akan dengan sumber air dari Sungai Mahakam yang tidak pernah kering.

Sehingga agar jangan sampai sentra produksi pangan tersebut berhenti berproduksi karena persoalan air,  maka dibutuhkan inovasi sistim pengairan atau irigasi di dalam antisipasi kekeringan tersebut.

Irigasi sendiri merupakan upaya penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang Pertanian dari sumber air yang tersedia ke suatu lahan, dengan tujuan mengalirkannya secara teratur sesuai dengan kebutuhan tanaman pada saat suplai infiltrasi tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman, agar tanaman bisa tumbuh normal.

Dimana menurut Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2001, Irigasi atau Pengelolaan Irigasi adalah segala upaya pemanfaatan air Irigasi, termasuk pengoperasian dan pemeliharaan, pengamanan, pemulihan, dan peningkatan jaringan Irigasi.

Baca Juga:

Untuk itulah penataan Irigasi ini menjadi perhatian serius, seperti yang dijelaskan oleh Siti Farisyah Yana, Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kaltim, yang ditemui di sela-sela kunjungan mendampingi  Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik ke Pasar Segiri Samarinda, Sabtu (28/10/2023).

“Pj Gubernur Kaltim menyampaikan bahwa kita harus menata kembali, bagaimana Irigasi kita di lapangan,“ terang Yana.

Ia melanjutkan, saat ini tim dari Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kaltim, secara terkoordinir  di lapangan telah melakukan identifikasi terhadap saluran Irigasi.

“Selain persoalan Irigasi, maka benih yang terbatas juga menjadi kendala produksi pangan. Kita tahu bahwa ada pergeseran tanam, ini menyebabkan di seluruh Indonesia kekurangan  benih. Oleh sebab itu, kita para penangkar-penangkar benih melakukan pembagian benih, agar bisa diproduksi lebih cepat.“ tandas Yana. (DETAKKaltim.Com/ADV/Diskominfo Kaltim)

Penulis : @my

Editor: Lukman

(Visited 116 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!