SDA Terbatas, Persiapan Kaltim Tidak Bergantung Pada Batubara
Heni : Perlu Hilirisasi Industri
DETAKKaltim.Com, SAMARINDA: Sebagai daerah yang kaya akan Sumber Daya Alam, maka Kaltim mempunyai komoditi unggulan ekspor, dengan ekspor yang terbesar adalah Batubara, lalu kedua adalah CPO (Crude Palm Oil) yang merupakan minyak nabati yang dihasilkan dari tanaman buah Kelapa Sawit, dan yang ketiga ekspor kimia organik seperti pupuk dan sebagainya, kemudian lanjut pada ekspor hasil perikanan dan lainnya.
Sebagaimana diungkapkan Heni Purwaningsih Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Kalimantan Timur belum lama ini.
“Intinya dari ekspor tersebut, Kaltim ingin mendapatkan nilai tambah sehingga kita harus lakukan transformasi. Karena kita harus mempersiapkan Kaltim di masa depan agar tidak lagi bergantung pada Batubara,” terangnya lagi.
Heni melanjutkan, terlebih Batubara sebagai sumber daya alam, sudah mengalami penurunan. Sehingga Kaltim harus sudah siap dengan tidak lagi ketergantungan pada Batubara, tersebut mulai sekarang.
“Selain itu dengan transformasi ekonomi, kita juga mendorong bagaimana Kaltim ke depan bisa melakukan hilirisasi. Sehingga Kalimantan Timur mendapatkan nilai tambah, dari komoditi yang selama ini diekspor atau diperdagangkan,” tuturnya lagi.
Baca Juga:
- Deklarasi Damai Pemilu 2024, Pj Gubernur Kaltim Ingatkan Jaga Kedamaian
- Kadis PPK UKM Bantah Isu Beras Plastik Beredar di Kaltim
- Stok Bahan Pokok Kaltim Aman Sampai Natal dan Akhir Tahun 2023
Selama ini, lanjutnya, perdagangan ekspor Kaltim dalam bentuk bahan mentah. Sehingga nilai tambah yang diperoleh oleh Kaltim itu, sangat terbatas.
“Untuk itu jika kita bisa lakukan hilirisasi, maka akan ada nilai tambah yang signifikan untuk perekonomian Kalimantan Timur.“ tutup Heni.
Program hilirisasi merupakan langkah yang efektif, untuk mengembangkan produk-produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Dimana Program hilirisasi di industri-industri ini, bermanfaat seperti pada industri Kelapa Sawit.
Selain itu, program ini dapat membuka lapangan pekerjaan yang luas di daerah-daerah pusat industri. Namun, untuk merealisasikan program tersebut, dibutuhkan biaya investasi untuk penelitian dan pengembangan produk. (DETAKKaltim.Com/ADV/Diskominfo Kaltim)
Penulis : @my
Editor: Lukman