SANG PEMBEBAS

Roman Sejarah dan Kiprah Petualangan Kesatria Tana Ugi, La Maddukkelleng

0 45

BEBERAPA penghuni pulau yang lain saat serangan terjadi berada di atas perahu menjadi korban keganasan penyerang ini. Menurut satu orang yang berhasil selamat menuturkan penyerang itu adalah Kapal VOC dibantu orang Bone yang pemimpinnya memiliki kesaktian tinggi.

Ia mampu membuat orang rebah di perahu hanya dengan membentaknya dari jauh. Mereka pergi ke arah selatan barat setelah semua perahu-perahu besar maupun kecil yang parkir di luar pulau dihancurkannya.

Mendengar laporan itu, La Maddukkelleng yakin kalau itu adalah La Sigajang To Passarai, musuh besar yang dicarinya tapi juga sekaligus mencarinya. Maka tak berapa lama setelah kedatangannya dari Johor, ia melakukan pengejaran ke arah selatan dengan kapal yang lebih kecil tapi mampu melaju dengan kencang.

Kapal ini mirip Jung Jawa tapi agak ramping dengan satu layar besar. Ia memiliki ruang dayung. Kapal itu hanya memuat dua meriam dan satu bintak. Bersama dua pengawal utamanya, La Banna dan Cambang Balolo ia memacu kapal memimpin langsung pengejaran.

Pasukan yang dibawa serta adalah mereka yang telah terlatih dan berpengalaman di pertempuran sulit. Mereka bisa disebut pasukan khusus Pulau Tuah. Mereka bergerak cepat. Targetnya muara-muara sepanjang pesisir Borneo.

Tak lama, di hari ke lima sekitar Muara Kandilo mereka mencium keberadaan La Sigajang beserta anak buahnya yang dikabarkan berlayar menuju Banjar. Perburuan dilanjutkan lebih cepat. Dalam tiga hari, di perairan dekat Banjar, dua tokoh yang saling mencari pun bertemu.

La Sigajang To Lapassarai yang melihat kapal berbendera peneki yang datang mendekat langsung memborbardirnya dengan tembakan meriam. La Banna yang mengemudikan layar kaget, tak disangkanya musuh ini memiliki mesin tempur yang kuat, padahal mereka dari Pulau Tuah hanya mengendarai kapal yang agak kecil, itu pun hanya dengan dua meriam. Musuh bahkan punya dua kapal yang beriringan.

Tapi pengalaman panjang mereka di laut dengan berbagai pertempuran membuat mereka tidak gentar. Haluan kapal diubah bermanuver ke arah kanan menghindari posisi terkepung. Namun manuver itu dibaca lawan, kapal yang lebih kecil mendekati mereka dengan serangan meriam bertubi-tubi. Keadaan menjadi sangat buruk dan tak menguntungkan. Sebuah tembakan meriam telah merusak kapal, api mulai membakar bagian tengah.

“Tabrakkan kapal!!” La Maddukkelleng berteriak keras di tengah desingan senapan dan bombardir meriam.

“Arahkan kemudi ke kapal terbesar. Pendayung posisi maksimal. To Passarai ada di situ. Bersiap semua dalam tabrakan!”

CERITA SEBELUMNYA :

La Banna To Assa tanpa menjawab lalu memutar kemudi mengarahkan perahu menuju posisi kapal terbesar dengan kecepatan tinggi. Seluruh layar dikembangkan, mereka di atas arah angin, beberapa perajurit masuk ke ruang dayung membantu laju kapal. Sontak To Passarai yang berada di kapal itu kaget bukan main. “Tembak terus kapal itu. Mereka bermaksud menabrak kita.”

Tapi posisi kapal berhadapan, tembakan meriam hanya efektif dari posisi menyamping. Itu pun riskan karena sama saja memberi peluang musuh menabrak dari samping. Kapal akan terbelah! Maka nahkoda kapal To Passarai tidak berani berada pada posisi serang maksimal. Lebih aman membiarkan tabrakan tapi posisi kapal agak berhadapan.

Tak ada waktu untuk menghindar. Namun tembakan tetap gencar mereka lakukan, tembakan membabi buta. Kapal La Maddukkelleng sudah rusak berat, air laut sudah masuk namun laju kapal tak surut. Kedua pasukan kini dalam keadaan memasang kuda-kuda, sebagian berpegangan di tiang-tiang kapal menunggu benturan terjadi.

Lima, empat, tiga, dua, satu….

“Bruuaaaaakkk… Buusshhh.. kkraakk!!!”

Tabrakan itu mengguncang dua kapal. Kapal La Maddukkelleng yang sudah rusak oleh serangan meriam musuh makin hancur, sebentar lagi akan tenggelam, namun posisinya menindih kapal To Passarai, sebagian badan kapal terangkat naik menunggangi kapal musuh. Orang-orang yang tidak memiliki kuda-kuda kokoh bergulingan jatuh.

Semua penghuni kapal La Maddukkelleng yang berjumlah tujuh puluhan itu bersamaan melompat ke kapal musuh yang tetap gencar menembak dengan senapan. Beberapa orang dari kedua belah pihak terkena tembakan membabi buta dari dua pasukan. Suasana sangat kacau balau. (BERSAMBUNG/DETAKKaltim.Com)

Penulis : Andi Ade Lepu

(Visited 1 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!