SANG PEMBEBAS

Roman Sejarah dan Kiprah Petualangan Kesatria Tana Ugi, La Maddukkelleng

0 79

PROLOG (Sambungan-1)

DARI sisi ini, Wajolah yang paling memungkinkan untuk tersambung dengan wilayah mana pun secara efektif. Wajo juga dikenal sebagai simbol kekayaan dan kemakmuran. Posisinya jelas, ia berada di urutan kedua sebagai saudara tengah.

Lalu, kelemahan Soppeng yang memiliki wilayah sempit dan hanya terdiri dari sedikit sungai dan gunung bisa diatasi dengan memberikannya wilayah tambahan. Bone memberikan wilayah Gowa-gowa sementara Wajo menghadiahkannya wilayah Baringeng.

Ia berada di posisi ketiga sebagai saudara bungsu. Namun tak bisa disebut sepele. Soppeng adalah pertahanan paling efektif untuk menahan laju serangan Gowa yang sewaktu-waktu bisa datang dari arah selatan melalui darat. Sehingga bisa disebut, ketiga kerajaan yang bersepakat dalam ulu ada ini saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

Mereka mengutus penguasa tertinggi di kerajaan masing-masing. La Tenri Rawe Bongkange dari Kerajaan Bone, La Mungkace To Uddamang dari Kerajaan Wajo, dan La Mappaleppe Patolae Arung Belo dari Kerajaan Soppeng.

Maka, ditandatanganilah perjanjian itu dengan penuh hikmat dan penghayatan tinggi dari masing-masing delegasi. Betapa sebelumnya, proses keputusan telah melalui dialog dan musyawarah untuk saling melengkapi demi mewujudkan kesetaraan sebagai Tellu Bocco (tiga puncak).

Dalam warisan tutur leluhur, ritual sumpah sakral ini dilakukan untuk prosesi-prosesi agung dan monumental. Sejarah Lontara telah menyebutkan bahwa Sawerigading, Baginda Yang Dipertuan di Ware’ lebih kurang seribu tahun lalu, membuat ikrar serupa bersama para pengawalnya dalam misi menjelajah dunia dengan memecahkan seribu telur di titian kapal.

Upacara ini berbicara bahwa apa yang pernah terpatri dalam ucapan, akan disaksikan Dewata Tungke’ (Tuhan Yang Maha Esa). Takkan pernah luntur di hati meskipun dicuci dengan tujuh sungai, tujuh samudera.

Pun jika harus membersihkannya dengan darah, itu jauh lebih terhormat dari pada lari mengingkarinya. Maka pesan kesilaman leluhur menjadi ruh perjanjian itu.

Ketiga kerajaan setelah telur satu persatu dipecahkan, akan pulang ke negeri masing-masing dengan membawa semangat kekuatan baru di dada masing-masing. Bahwa mereka akan bahu membahu melindungi satu sama lain dalam berbagai persoalan.

BERITA TERKAIT :

SANG PEMBEBAS

Aliansi Tellumpoccoe akan saling membela apabila mendapatkan ronrongan Gowa maupun Tallo dalam tekanan politik. Garis besar koalisinya seperti itu.

Perjanjian Tellumpoccoe ini sangat signifikan mengubah peta politik kawasan negeri-negeri Bugis Makassar. Peperangan-peperangan yang tiada henti di separuh akhir abad ke-16 banyak dimenangkan aliansi ini.

Koalisi Tellumpoccoe menjadi kekuatan baru yang disegani, menjadi supremasi ketiga setelah Gowa-Tallo dan Luwu. Ia menjadi rujukan keputusan-keputusan besar hubungan Kerajaan Gowa dengan kerajaan-kerajaan Bugis di semenanjung timur tengah Sulawesi Selatan ketika itu.

Gowa – Tallo, yang merupakan dua kerajaan adidaya merasa terganggu dengan perjanjian tersebut. Apa lagi, saat bersamaan Gowa sedang gencar melakukan kampanye penggalangan kekuatan untuk ekspansi pengaruh kekuasaan jauh sampai ke pulau lain, Kutai Borneo di Barat dan deretan Maluku, Tidore dan Buton di Timur, serta Bima dan Sumbawa di selatan pulau .

Saat bersamaan pula, kongsi-kongsi dagang asing semakin ramai menjadikan Pelabuhan Makassar sebagai pusat persinggahan. Pedagang-pedagang asing itu, yang memiliki kapal-kapal besar dan berlayar lebar, terkadang merepotkan stabilitas perdagangan.

Para pendatang yang memiliki rambut jagung dan berbadan tinggi besar itu, selain berdagang rempah, juga menawarkan senjata api, mesiu dan meriam-meriam. Ini terbaca sebagai potensi ancaman jika sampai mereka membangun hubungan dengan kerajaan lain, khususnya Tellumpoccoe yang baru saja melakukan deklarasi persekutuan.

Gowa segera membuat aturan tegas tentang cukai dan perijinan pelabuhan yang lebih ketat. Bendera kekuasaan dikibarkan lebih tegas tanpa kompromi. Konflik-konflik kecil yang mengganggu diredam sesegera mungkin.

Potensi pembangkangan ditumpas sebelum membesar menyusul setelahnya pos-pos pengawasan dibangun di semua titik menyebar di saentero negeri. (BERSAMBUNG/DETAKKaltim.Com)

Penulis : Andi Ade Lepu

(Visited 1 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!