Veridiana Prihatin Krisis Listrik di Perbatasan, Kagum Warga Jaga NKRI

Suka Duka Reses di Perbatasan. Lintasi Sungai, Bermalam di Hutan, Lelah Pupus Bertemu Warga

0 62
Antusiasme warga hadiri reses, kegiatan penyerapan aspirasi warga setempat. (foto : dok. Veridiana).
Antusiasme warga hadiri reses, kegiatan penyerapan aspirasi warga setempat. (foto : dok. Veridiana).

DETAKKaltim.Com, SAMARINDA : Reses anggota DPRD Kaltim masa sidang III dilakoni Veridiana Huraq Wang dengan menuju ke wilayah utara Kaltim, di daerah perbatasan yang menjadi Daerah Pemilihannya (Dapil) 5.  

Reses Ketua Komisi 3 DPRD Kaltim itu ke daerah Kabupaten Kutai Barat, dan Kabupaten Mahakam Ulu beberapa waktu lalu menorehkan beberapa cerita menarik.  Seperti yang diceritakan oleh Veridiana baru – baru ini melalui telepon selulernya, dengan antusias.

Perempuan energik yang telah mengabdi sebagai wakil rakyat sejak tahun 2004 atau hampir 4 periode berkarir di Karang Paci tersebut, berurai cerita suka duka dalam perjalanan ke perbatasan.

Berbagai aral melintang menurut anggota Fraksi PDIP ini harus dilewati selama di perjalanan menuju ke Dapilnya, mengingat medan berat harus dilewati akibat infrastruktur jalan yang rusak berat.

Belum lagi akses Jembatan yang minim, yang mengharuskan kendaraan menyeberang dengan melintasi  banyak anak sungai, sehingga tidak jarang harus bermalam di hutan.

“Jalur ke sana banyak lewat anak-anak  sungai, semacam Sungai Paluq yang lebar di Kecamatan Long Pahangai  Kabupaten Mahakam Ulu,“  ungkap Veri memulai ceritanya.

Jika air sungai pasang, lanjutnya, harus nunggu air sungai turun  beberapa jam, bahkan hingga satu malam atau satu hari.  Belum lagi listrik penerang yang terbatas di perbatasan, sehingga menghambat akses telekomunikasi.

Baca Juga :

Seperti di Desa Long Lunuk, Kecamatan Long Pahangai, menurut Veri, masyarakat di sana merindukan listrik 24 jam.

“Yang ada sekarang, listrik  di kampung tersebut hanya hidup dari  jam 6 sore sampai jam 6 pagi,“ ujar Veri mengkiritisi krisis listrik di perbatasan tersebut.

Akibatnya sangat parah tidak ada jaringan internet, padahal di sana ada Bandara printis Datah Dawai yang harus beroperasi dengan bantuan subsidi Pemerintah yang berperan penting, terutama untuk mengangkut orang sakit.

Belum lagi untuk pendidikan yang butuh jaringan internet untuk menunjang pembelajaran di sekolah, sehingga menurut Veri harus diperjuangkan.

Walau harus melewati duka di perjalanan, kelaparan dan kelelahan tanpa ada akses telekomunikasi karena ketiadaan signal. Namun Veri mengaku merasa senang, kala bertemu dengan masyarakat setempat.

“Sukanya kala bertemu dengan masyarakat, kita disambut senyum sangat ramah sehingga menghapus lelah. Dan terutama saya salut serta bangga, mereka bisa survive untuk menjaga NKRI di perbatasan.“ pungkas Veri dengan rasa kagum mengakhiri ceritanya. (DETAKKaltim.Com)

Penulis : @my

Editor   : Lukman

(Visited 9 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!