Sorot Kepemimpinan Jaang, Nursobah : Tak Ada Gading Yang Tak Retak

Plus Minus Kepemimpinan Wali Kota Samarinda di Mata Politisi PKS

0 217
DETAKKaltim.Com, SAMARINDA : 10 tahun memimpin Kota Samarinda dan harus membawa perubahan di Kota Samarinda bukanlah perkara yang mudah, sehingga wajar selama memimpin Kota Samarinda, terdapat plus minus atau kelebihan dan kekurangan Kepemimpinan dari Wali Kota Syaharie Jaang.

Seperti yang diakui anggota Komisi 1 DPRD Kota Samarinda  Nursobah saat mengawali perbincangan tentang kepemimpinan orang nomor satu di Kota Samarinda, yang akan segera berakhir masa jabatannya tersebut.

“Komentar tentang Wali Kota, Pemimpin atau Kepala daerah, dalam hal ini Pemerintahan Syaharie Jaang. Ada kelebihan, juga ada kekurangan, tapi kekurangannya dalam batas kewajaran,“ ujar Nursobah membuka pembicaraan, Kamis (21/1/2021).

Nursobah melanjutkan, kelebihannya pasti ada. Salah satunya prestasi dalam menjadikan Samarinda meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk laporan Keuangan Kota Samarinda 6 kali berturut-turut. Sebuah prestasi yang tidak sederhana, karena memanage Pemerintah Kota Samarinda dengan 35 Dinas dan Badan ini cukup besar mengorganisirnya.

“Saya kira ini bukan cuma keberhasilan seorang Wali Kota, tapi juga keberhasilan seluruh Instansi Pemerintah di Kota Samarinda, bersama DPRD yang selalu membantu mengontrol secara ketat kebijakan Wali Kota, dalam kurun waktu yang relatif panjang selama 2 periode,” kata politisi dari Fraksi PKS tersebut.

Ia kemudian menyebutkan, itu semua patut diapresiasi,  meski tentu banyak juga kekurangan.

“Namanya memerintah pasti seperti Gading, tak ada yang tak retak,”ujar Nursobah mengutip peribahasa untuk menjelaskan jika tak ada manusia yang sempurna.

Ia menilai, jika ada yang bagus, maka ada juga  yang perlu kita perbaiki di masa-masa yang akan datang. Misalnya  kebersihan kota, menurut Nursobah masih perlu dibenahi.

“Saya menilai kebersihan Kota Samarinda baru 80 persen, artinya belum seperti yang kita harapkan. Lalu kebersihan udara, ini penting sekali, manajenen debu dan manajemen kendaraan dengan CO2nya,“ terangnya lagi.

Penyelesaian banjir, lanjutnya, dari sisi Sungai dan juga melalui Bendungan-Bendungan yang dulu direncanakan banyak yang belum terealisasi. Ini juga salah satu yang mungkin menjadi pekerjaan rumah bagi Wali Kota yang akan datang.

“Sedang berkaitan dengan jalan-jalan infrastruktur di perkotaan, ini justru menurut saya banyak yang perlu dibenahi. Sangat lemah sekali, karena memang salah satunya dari manajemen pembuatan parit serta penanganan Sungai yang mestinya daya tampungnya, paling tidak kubikasi air Sungai Karang Mumus itu 1 sampai 2 juta kubik,“ kritik Nursobah.

Bahkan, kata dia,  jumlahnya bisa lebih. Kalau mendengar presentasi dari Wali Kota yang baru (Andi Harun – Rusmadi) ia mendengar malah 4,7 juta kubik

“Setelah itu baru infrastruktur dan juga paritnya bisa diperbaiki, seperti perbaikan infrastruktur jalan. Yang kita lihat di jalan-jalan utama, yang khususnya jalan protokol yang juga bermasalah akibat genangan banjir, “ terangnya.

Menurut Nursobah, perlu memperbaiki Sungai Karang Mumus, yang berarti memperbaiki  infrastruktur warga di pemukiman.

“Kita harus menyiapkan perpindahannya, walau yang paling berat lagi di sektor Pasar Segiri, di kanan kiri Pasar Segiri luar biasa  butuh kerja keras untuk mengaturnya,“ jelasnya.

Baca juga : Usia Gedung DPRD Samarinda Masih Seumur Jagung Sudah Rusak

Nursobah lalu menekankan, kalau komitmen itu dilaksanakan, efeknya banyak nanti. Pertama Sungai Karang Mumus bisa menjadi destinasi wisata untuk Kapal Sungai. Yang Kedua bisa menjadi destinasi wisata untuk Pasar Bersih.

“Yang Ketiga, bisa meningkatkan mobilitas kendaraan untuk wilayah kota menjadi lebih lancar, lebih baik. Baru kita bicara tentang Kampung Warna-Warni, untuk penataan perkotaan yang baik,“ urainya.

Termasuk, lanjutnya, membuat Keramik-Keramik di pagar-pagar taman. Itu ide yang baik, tapi jadi percuma karena infrastruktur kita kurang bagus dari sektor Sungai dan daya tampung air. Maka ketika terjadi banjir di jalan-jalan mengakibatkan Keramik jadi lepas, itu tidak efektif. Meski idenya agar kota bersih dan rapi, indah, idenya  bagus tadi belum tepat.

“Sedangkan terkait kampung-kampung atau di pinggir-pinggir Kota Samarinda, dimana jalan-jalan sudah banyak dicor itu tetap harus dipertahankan, terus membangun, meningkatkan jalan-jalan di pinggiran Kota Samarinda agar masyarakat senang dengan keberhasilan Kota Samarinda, ” pungkasnya. (DK.Com)

Penulis : @my

Editor   : Lukman

(Visited 18 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!