SANG PEMBEBAS

Roman Sejarah dan Kiprah Petualangan Kesatria Tana Ugi, La Maddukkelleng

0 56

SUBUH  sudah datang, dan waktu terasa cepat. Bersamaan kokok ayam yang mulai bersahutan di seantero pulau, La Maddukkelleng telah selesai mandi. Ia berjalan menuju musholla kecil di tengah pulau. Beberapa orang sudah di sana. Itu musholla umum untuk penghuni pulau.

La Maddukkelleng berbaur dengan jamaah lain. Ia menjadi makmum dari imam pulau yang sudah terlihat sepuh. Tak terlihat Raja Kecil, mereka mungkin di musholla khusus keluarga kerajaan. La Maddukkelleng melayang ingatannya jauh ke Tosora beberapa tahun silam.

Di suasana subuh seperti ini tempat bertemu dengan elit kerajaan dan para anre guru. Di subuh itu pula tiap hari mengalir pengajian sampai fajar mulai terang di timur. Dari Arung Matoa, salah satu Arung Enneng sampai guru kerajaan bergantian memberi ceramah subuh.

Arung Matoa biasanya berisi nasehat kerajaan kepada jamaah, menyangkut nilai-nilai ajaran yang diselaraskan dengan agama. Arung Enneng pun demikian. Tapi anre guru istana atau kadhi kerajaan selalu memberi materi tauhid dan nilai-nilai syariat agama dalam kehidupan sehari-hari. Demikian berkesannya, saat mulai shalat, ingatan La Madukkelleng terbang nun jauh ke subuh di Tosora, Ibukota Kerajaan Wajo yang telah ditinggalkannya. Ia kembali menemukan dirinya saat terdengar imam takbiratul ikhram. Cepat-cepat ia istigfar, berniat lalu shalatdengan khusu’ mengikuti sang imam. Allahu Akbar!

CERITA SEBELUMNYA :

Subuh selesai. Beberapa petugas pulau melapor ke La Banna bahwa jamuan sarapan telah disiapkan secara prasmanan. Khusus untuk Baginda La Maddukkelleng akan diantar langsung ke tempat peristirahatannya. Waktu seolah ikut berpacu di pulau itu. Sarapan usai dan berganti persiapan lain. La Maddukkelleng termangu di kamarnya ketika dari arah pintu depan terdengar suara La Banna memberi salam. “Assalau’alaikum, tabe Pueng. Kalau diperkenankan, hamba ingin menghadap.”

“Iyye, silakan masuk, Banna. Pintu tidak dikunci.”

La Banna masuk dan memilih duduk bersila di lantai kayu yang terlihat bersih dan mengkilap. La Maddukkelleng pun sebenarnya melantai, hanya saja dia duduk di atas dudukan mirip bantal berbentuk bulat.

“Puengku, mohon arahannya, rencana kepulangan ke Selat Makassar kira-kira kapan? Kami telah mengecek ransum dan pendukung logistik lainnya. Pasukan juga dalam keadaan sehat dan siap. Aman dan siap berlayar selama sebulan. Mohon berintah berikutnya?”  La Banna langsung melapor.

Terlihat sangat resmi. Dia juga dalam stelan pakaian komando yang sering dipakainya. Celana warna hijau gelap, pakaian atasnya adalah rompi yang sekilas mirip jas tanpa lengan warna merah muda. Pakaian lengan panjangnya berwarna putih gading.

La Maddukkelleng sering memujinya jika sudah berpakaian begitu. Apa lagi jika sudah terpadu dengan sepatu setinggi betis mirip gaya para serdadu Inggris. La Banna memang berperawakan tegap dengan otot yang melingkar-lingkar. Rambutnya yang panjang berombak membuatnya terlihat seperti orang Inggris berambut hitam.

“Kita mungkin beberapa lama di pulau ini. Seperti kamu dengar semalam, kita perlu membantu pasukan Raja Kecil dengan melakukan latihan bersama. Itu satu-satunya cara kita untuk tetap menjalin persaudaraan dengan mereka. Segera siapkan tim gabungan pelatih antara mereka dan pasukan kita. Fokuskan pada pelatihan marinir. La Banna pimpin langsung pelatihannya. Latih dengan materi darat sampai ke air dengan masa latih delapan hari.”

“Iyye, Pueng. Siap. Segera saya siapkan tim latih.”

“Segera disiapkan. Siang setelah waktu dhuhur nanti kalau bisa sudah terbentuk. Pelatihannya mulai besok. Koordinasi dengan pihak Raja Kecil!”

“Siap Puengku!”

“Tapi, bagaimana misimu mempertemukan saya dengan Sang Puteri?” Sambil berkata begitu, La Maddukkelleng tersenyum lebar.

“Ampun Puengku, saya sudah berbicara dengan Inang pengasuhnya, cuma kalau bertemu pagi atau siang, tidak memungkinkan. Sang Puteri hanya keluar untuk jalan-jalan sore hari seperti yang kita lihat kemarin. Di saat itulah Puengku punya kesempatan menyambangi mereka.”  (BERSAMBUNG/DETAKKaltim.Com)

Penulis : Andi Ade Lepu

(Visited 1 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!