Pemkot Belum Dukung Perlindungan Mamalia Laut Terdampak

0 59

DETAKKaltim.Com, BALIKPAPAN : Protes keras sebelumnya dilayangkan  para aktifis lingkungan hidup pada proyek pembangunan Jembatan Pulau Balang di Kawasan Industri Kariangau (KIK). Sebab, hingga saat ini aktifitas pembangunan di jembatan penghubung Balikpapan-Penajam Paser Utara dinilai tak memperhatikan keberadaan  lingkungan hidup sekitar.

Sejak lama kawasan sekitar Pulau Balang atau Teluk Balikpapan dihuni oleh beragam satwa langka, seperti Pesut.

Dari penelusuran pihak Forum Peduli Teluk Balikpapan sejauh ini, Pesut merupakan hewan yang paling mungkin terdampak oleh adanya aktifitas pemancangan tiang jembatan pada posisi bentang panjang.

Husain Suwarno selaku Koordinator FPTB menyebut, jika berkaca kunjungan bersama tim dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 18 November lalu, pengawasan terhadap mamalia laut di sana dinilai masih sangat kurang. Kunjungan lapangan sendiri dilakukan guna melakukan pengecekan secara ril.

Sementara Husain menambahkan, sejak jauh hari pihaknya telah bersurat yang intinya berpendapat bahwa pelaksana proyek tersebut tidak mematuhi komitmen awal untuk menggunakan tools MMO (Marine Mammal Observer).

“Tools itu juga disepakati pada Rabu 25 Mei 2016 lalu Kantor BLH Kota Balikpapan, di fasilitasi oleh BLH Kota Balikpapan sendiri,” tutur pria berambut gimbal ini, Selasa (29/11/2016).

Husain mengatakan sejak awal pembangunan proyek ini,  pihaknya berupaya memberikan warning tentang pentingnya manajemen proyek dengan memperhatikan habitat mamalia laut yang ada di Teluk Balikpapan.  Oleh karenanya, dengan berhasil menggandeng beberapa rekan ahli Yayasan RASI dalam persoalan mamalia laut  saran untuk diterapkannya (MMO).

“Kita juga akan swadaya untuk menerapkan sistem ini, tapi seminggu lalu saya sudah bersurat ke BLH. Kami perlu surat rekomendasi untuk segera melakukan survey dampak di sekitaran tiang pancang tersebut ,” tuturnya.

MMO sendiri saat ini mendesak diterapkan di sana. Metode ini bertujuan meminimalkan dampak sebuah proyek di laut terhadap habitat mamalia laut yang ada disekitar proyek.

Terkait hasil kunjungan dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) selaku Pengguna Anggaran berkesan positif.  Pihak Kementerian PUPR yang bertugas di lapangan bersama dengan Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, berjanji akan melakukan pemantauan mamalia laut, khususnya pesut pada proyek Jembatan Pulau Balang.

“Mereka juga mengatakan akan membantu agar rekomendasi tersebut segera keluar,” ujar warga asal Kelurahan Manggarsari Balikpapan Timur ini. (Rsk).

 

(Visited 1 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!