Debat Calon Wali Kota Bontang, Pelabuhan Peti Kemas Disorot

Bunda Neni Optimis, Basri Pesimis

0 355
DETAKKaltim.Com, BONTANG : 2 calon Wali Kota Bontang tampil di Panggung Debat Publik yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bontang. Debat disiarkan secara langsung TVRI Kaltim dari Hotel Grand Mutiara Bontang, Sabtu (7/11/2020) Pukul 20:00 Wita.

Pada kesempatan itu, kedua calon Wali Kota Bontang 2020 masing-masing Basri Rase dan Neni Moerniaeni menyampaikan gagasan, visi dan misi di hadapan publik.

Dalam sesi saling bertanya antar kandidat, Basri yang pertama mendapat kesempatan bertanya kepada Neni mengenai soal Kota Maritim termasuk mempertanyakan pembangunan Pelabuhan Peti Kemas, yang sudah lama direncanakan.

“Saya tahu bahwa Peti Kemas (Pelabuhan) yang akan dibangun itu kan bersengketa masalah lahan, dan sampai sekarang ini belum ada penyelesaian. Langkah-langkah apa yang kita lakukan terkait masalah maritim ini, dan termasuk Peti Kemas ini,” tanya Basri.

Menjawab pertanyaan tersebut, Neni menjelaskan bahwa pembangunan Pelabuhan Peti Kemas ini sudah on the right track (pada jalur yang benar), sudah melakukan MoU dengan Pelindo IV.

“Kalau masalah lahan, memang kita tidak menggunakan lahan ke sisi darat. Di dalam Detail Engineering Design (DED) yang dilakukan oleh Pelindo IV bersama Kemaritiman, Perhubungan, yaitu kita melaksanakan reklamasi ke arah sisi laut 3 hektar,” jelasnya.

Terhadap rencana itu, Neni menjelaskan telah membuat Tim Pokja Percepatan Pembangunan Pelabuhan Peti Kemas yang diketuai oleh Sekda. Pelabuhan ini akan menjamin Kota Bontang tidak akan menjadi kota mati pasca Migas.

Kini Pokja telah bekerja secara maraton untuk membangun Bontang sebagai Poros Maritim, kata Neni lebih lanjut, dan ini selaras dengan Program Strategi yang ada di dalam RPJP Nasional, salah satunya membangun industri Kemaritiman sesuai dengan visi dan misinya.

Menanggapi penjelasan Neni, Basri mengatakan ia belum melihat adanya tanda-tanda terkait itu termasuk MoU dengan Pelindo. Ia juga mengatakan tidak setuju dengan pembangunan Masjid di wilayah KSOP, namun digeser ke arah Selambai sehingga tidak mengganggu operasional pelabuhan karena rentan dengan gesekan kapal.

“Berbicara soal KSOP, Operasional Pelabuhan maka sebenarnya tidak boleh ada pembangunan di sana selain dari pada kebutuhan Operasional Pelabuhan,” kata Basri.

Menanggapi tanggapan Basri, Neni mengatakan ia selalu optimis.

“Di tengah kontraksi ekonomi saja pada waktu saya menjadi Wali Kota Bontang, alhamdulillah kita bisa membangun industri hilir. Kita harus optimis, karena kalau kita tidak optimis Bontang akan jadi kota mati,” jelas Neni.

Neni menegaskan selalu optimis, dengan doa, dengan keikhlasan, dan program kerja yang nyata, dan fokus kerja. Di periode Ke-2nya, ia hakkul yakin Pelabuhan Peti Kemas mulai terbangun, walaupun targetnya memang pada tahun 2024.

Debat Publik ini disaksikan warga Bontang, terkait rencana pembangunan Pelabuhan Peti Kemas tersebut, menurut Ridwan, salah seorang warga Selambai yang dimintai tanggapannya pasca debat mengatakan sangat setuju dan mendukung, bahkan sangat berharap itu bisa berjalan.

“Dengan adanya Pelabuhan Peti Kemas itu, secara otomatis masyarakat dapat lahan untuk bekerja. Dengan adanya Pelabuhan Peti Kemas itu ada keramaian sehingga ada peluang membuka usaha kecil seperti warung, jadi sangat bermamfaat dengan adanya Peti Kemas itu,” jelasnya.

Disinggung mengenai pembangunan Masjid Terapung di kawasan itu, ia mengatakan sangat bersyukur ada Masjid dibangun di sana. Ia yakin dengan banyaknya orang berdoa di tempat itu musibah akan jauh, bahkan pelabuhan bisa berkembang dan maju.

“Jika dianggap menghambat, kita bisa mencari sistem untuk memperlancarnya,” imbuhnya.

Senada dengan Ridwan, Arifin juga warga Selambai yang tinggal di RT 01 mengatakan, sangat mendukung rencana itu karena akan meningkatkan sektor ekonomi di daerahnya. Ia bahkan berharap agar secepatnya Pelabuhan Peti Kemas itu bisa dibangun.

“Apa lagi pembangunannya di Pelabuhan Lok Tuan, jadi kami sangat mendukung itu. Jika ada yang pesimis, saya rasa ya kita perlu pertanyakan. Kita butuhnya orang yang optimis, yang bisa membangun masyarakat yang lebih baik,” jelasnya.

Disinggung mengenai keberadaan pembangunan Masjid Terapung di kawasan itu, Arifin juga mengatakan keberadaan Masjid itu justru bisa menjadi Icon daerah Selambai, itu juga menjadi kebutuhan masyarakat yang beraktivitas di pelabuhan.

“Kalau bisa secapatnya itu jadi, karena itu akan menjadi Icon kita, Pariwisata akan meningkat ke Selambai khususnya Lok Tuan umumnya,” tandasnya.

Kartolo, seorang warga Lok Tuan juga menyambut baik rencana pembangunan Pelabuhan Peti Kemas. Karena selain menguntungkan Kota Bontang, juga akan menguntungkan daerah-daerah sekitarnya sehingga Pendapat Asli Daerah Bontang akan bertambah.

Berita terkait : Penetapan Paslon di Bontang, Neni-Joni Dapat Nomor Urut 2

“Kalau kita bicara Pelabuhan Peti Kemas, itu besar sekali mamfaanya untuk Bontang khususnya dan Kaltim umumnya,” jelas Kartolo.

Kartolo juga mengatakan menyambut baik dengan adanya pembangunan Masjid Terapung itu, jika dikatakan ada bahayanya. Ia mempertanyakan dari mana bahayanya.

“Pembangunan Masjid Terapung itu sudah cukup bagus, karena di sampingnya itu nanti ada jalan melingkar sehingga pandangan tidak jauh dari Masjid Terapung itu,” jelasnya lebih lanjut.

Usai menyaksikan Debat Publik tersebut, ketiga warga dari Selambai dan Lok Tuan ini menyatakan dukungan dan pilihannya ke Paslon nomor 2 Neni-Joni. (DK.Com)

Penulis : LVL

(Visited 2 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!