Dasacita Rusmadi-Safaruddin di Mata Penggiat Lingkungan, Thomas : Punya Sense Berbeda

0 34

DETAKKaltim.Com, SAMARINDA : Dasacita yang tertuang dalam “Kaltim Bermartabat” menarik perhatian para pakar, praktisi, dan kalangan akademisi lokal. Satu persatu program kerja Cagub Kaltim Rusmadi Wongso dan Cawagub Kaltim Irjen Pol (Purn) Safaruddin, ditelisik habis-habisan untuk mencari jawaban; sejauh mana logic program and realistic work ini terjadi.

Sebelumnya, Prof Bernatal Saragih melansir analisis program “Kaltim Bermartabat” yang dianggap masuk akal dan bisa diimplementasikan. Kali ini, pandangan optimis muncul dari Thomas Hutauruk, akademisi bidang lingkungan.

Thomas Hutauruk. (foto:4TM)

Thomas, kandidat Doktor Ilmu Kehutanan ini, mengaku telah menganalisa program kerja semua Paslon di Pilgub Kaltim yang bersinggungan dengan lingkungan. Kaltim Bermartabat, ucapnya, punya sense berbeda.  Sebab, langkah penyelamatan lingkungan dibarengi dengan penyelamatan SDM.

“Dasar pemikiran ini unik menurut saya. Misalnya ada lahan yang rusak, kemudian dipulihkan seperti sedia kala. Tapi tidak lantas kemudian clear. Next step adalah memberdayakan lahan itu menjadi sumber pencarian baru bagi masyarakat. Ini kan namanya menyelamatkan masyarakat,” urainya dalam wawancara dengan Wartawan, Rabu (23/5/2018).

Thomas mengungkapkan, konsepsi “Kaltim Bermartabat”  yang didesain untuk menjawab tantangan APBD Kaltim 5 tahun mendatang patut ditunggu. Sebab, dalam sejumlah kesempatan, Thomas mengutip pernyataan Rusmadi dan Safaruddin yang menjamin pemberdayaan masyarakat tak sekadar cuap-cuap.

“Kalau cermat, masyarakat bisa mengetahui bahwa program Kaltim Bermartabat diimplementasikan untuk mengurangi  presure di APBD dan sebaliknya menjadi potensi memberikan kontribusi  dan income baru di APBD. Pola ini tentu baru di Kaltim, karena nyaris semua program kerja bertumpu pada APBD, kecuali program mereka (Rusmadi-Safaruddin, Red.),” timpal Thomas.

Selain itu pula, menilik eksistensi pelbagai perusahaan yang telah beroperasi di Kaltim selama puluhan tahun, Rusmadi-Safaruddin dianggap cermat dalam membangun satu persepsi tentang pembangunan  Kaltim.

“Selama ini pemerintah dan perusahaan sering tidak sejalan. Penggunaan CSR contohnya, kadang tidak selalu botton up. Dalam konsep dasar CSR, saya melihat pak Rusmadi dan pak Safaruddin ingin memberikan solusi terhadap kebutuhan masyarakat, bukan keinginan masyarakat,” ulasnya.

Secara konseptual, ujar Thomas, muara dari Kaltim Bermartabat adalah pemberdayaan maksimal di tingkat grass root.

ISU LINGKUNGAN

Selain tema ‘pemberdayaan masyarakat’, tema yang membahas isu lingkungan di dalam “Kaltim Bermartabat” juga patut dikritisi. Thomas Hutauruk, pakar lingkungan Kaltim menyebut, isu lingkungan menjadi satu dari sekian banyak problem Kaltim hari ini. Kerusakan akibat konsesi pasca tambang –contohnya– di pelbagai kabupaten/kota, berbanding lurus dengan kondisi terkini di ibukota Kaltim –Samarinda.

Mengutip dari data Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim yang dilansir di laman resmi Mongabay, dari 1.400 IUP yang ada di Kaltim sekitar 1.205 IUP tidak membayar iuran tetap dan royalti kepada negara hingga merugikan negara sebesar Rp335 Miliar.

“Sejak 2014, ada 232 lubang tambang menganga di Samarinda,” kata Thomas.

Lantas, bagaimana dengan kondisi hutan Kalimantan secara umum? World Wildlife Fund (WWF) dalam laporan tahunannya, menyebut hutan Kalimantan bakal menyusut sebanyak 75 persen pada 2020 jika laju deforestasi tidak dihentikan.

Bahkan, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI), World Wildlife Fund, memprediksi Kalimantan akan kehilangan 75 persen luas wilayah hutannya pada 2020 menyusul tingginya laju deforestasi. Hal itu diungkapkan dalam laporan tahunan mengenai situasi lingkungan di Kalimantan yang dipublikasikan WWF Indonesia dan Malaysia.

Dari sekitar 74 juta hektar hutan yang dimiliki Kalimantan, hanya 71 persen yang tersisa pada 2005. Sementara jumlahnya pada 2015 menyusut menjadi 55 persen. Jika laju penebangan hutan tidak berubah, Kalimantan diyakini akan kehilangan 6 juta hektar hutan hingga 2020, artinya hanya kurang dari sepertiga luas hutan yang tersisa.

Thomas Hutauruk berpandangan, Gubernur Kaltim mendatang harus dilihat kecakapannya dalam menjaga lingkungan.  Untuk mengetahui kandidat yang mana menaruh komitmen tinggi terhadap lingkungan, harus dilihat dari program yang ditawarkan.

Dia melihat hanya Kaltim Bermartabat yang punya ruh penyelamatan lingkungan. Walaupun harus menerima investor mancanegara untuk pertumbuhan ekonomi, tetapi ada persyaratannya; yakni pro lingkungan.

“Saya sudah simak baik-baik rencana program kerja mereka. Saya pikir, pak Rusmadi dan pak Safaruddin ingin melakukan akselerasi untuk perbaikan lingkungan di Kaltim dengan melibatkan investor. Syarat yang diajukan bisa dibilang ‘nekat’ tapi terukur dan realistis, mereka harus mendukung perbaikan lingkungan sebagai bagian membangun Kaltim,” tutur Thomas.

“Bagi saya apa yang tertuang dalam Kaltim Bermartabat itu punya benang merah dengan upaya para aktivis lingkungan. Pak Rusmadi dan pak Safaruddin dalam beberapa kesempatan menyatakan akan memperluas lahan pertanian kita. Komitmen ini perlu dikawal bersama,” paparnya.

Lebih jauh, Thomas menyatakan, poin penting dalam rencana program itu adalah ketegasan dalam menjalankan regulasi. Mereka yang masuk daftar hitam –perusahaan yang pernah memiliki kasus dan melanggar aturan– tak akan mendapat tempat beroperasi di Kaltim.

“Komitmen itu tentu harus direspon positif,” sebutnya. (LVL)

 

(Visited 1 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!