Dampak Batu Bara, 2016 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Terparah Se-Kalimantan

DETAKKaltim.Com, SAMARINDA : Besarnya tingkat ketergantungan Kaltim terhadap sektor pertambangan batu bara memberikan dampak buruk terhadap keberlanjutan pembangunan di daerah ini. Bahkan ketika beberapa provinsi di Kalimantan ekonominya masih tumbuh, Kaltim telah mengalami kontraksi.

Hal itu tersirat dalam keterangan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Muhammad Nur, saat menjawab pertanyaan sejumlah wartawan di sela-sela acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2016 di Samarinda tentang perekonomian Kaltim 2016.

“Tambang di kita ini prosentasenya cukup besar. Empat puluh lima persen hampir, sektor pertambangan perannya di dalam ekonomi Kalimantan Timur,” ungkap Muhammad Nur, Kamis (15/12/2016).

Secara regional, dijelaskan Nur, ekonomi yang sumbernya bukan dari tambang masih tumbuh hampir 6 persen. Seperti Sulawesi, Nusa Tenggara Timur dan Bali.

“Bahkan Kalimantan Barat yang tidak terlalu besar tambangnya, tumbuhnya masih di atas lima persen bahkan sampai enam persen,” ungkapnya.

Kalimantan Timur yang sedemikian besarnya tingkat ketergantungannya pada sektor pertambangan khususnya batu bara, bahkan pertumbuhan ekonominya di bawah Kalimantan Selatan yang juga struktur PDRBnya didominasi tambang.

Berita terkait : Pertumbuhan Ekonomi Kaltim 2017, Optimis Walau Kecil

Nur berharap, sektor lain seperti pertanian yang di dalamnya ada peternakan dan perkebunan, industri dan perdagangan jangan dilupakan di Kalimanta Timur. Sedapat mungkin struktur ekonominya seimbang, sehingga ketika salah satu mengalami masalah masih ada sektor lain yang bisa tumbuh.

“Bukan berarti sektor pertambangan kita harus tutup total, tapi sektor lain harus kita dorong cepat,” sebutnya.

Meski di tahun 2017 ada angin segar menyusul meningkatnya harga batu bara, namun ia juga berharap pemerintah daerah untuk tidak terlalu optimis seperti tahun 2016.

“Harus realistis,” tandasnya. (LVL)