FGD MRKB, Narasumber Optimis Ekonomi Kaltim Membaik 2021

BI Prediksi Pertumbuhan 4,5-5 Persen, Aji Sofyan : 2,0 - 2,5 Persen

0 189
DETAKKaltim.Com, SAMARINDA : Focus Group Discussion (FGD) garapan Majelis Rakyat Kaltim Berdaulat (MRKB) dengan tema Outlook Ekonomi Kaltim 2021, membuka tabir perekonomian Kaltim tahun depan melalui paparan para narasumber.

Dalam FGD yang digelar di Hotel Grand Victory, Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (12/12/2020), MRKB menghadirkan narasumber  masing-masing Kepala Bappeda Kaltim Prof Dr HM Aswin, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Tutuk SH Cahyono, Kepala BPS Kaltim Dr Drs Anggoro Dwitjahyono MSi, dan Dr Raden Aji Sofyan Effendi SE MSi dipandu moderator Dr Meiliana SE MM.

Dimulai pemaparan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim yang mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Kaltim hingga triwulan III-2020 year on year (y-on-y) -4,61%. Kemudian mengungkapkan keadaan Ketenagakerjaan meliputi Angkatan Kerja 1.817.680, bekerja 1.692.796, dan pengangguran 124.884.

Kepala Bappeda dalam paparannya mengungkapkan sepanjang Februari hingga Agustus 2020, tercatat sekitar 30 ribu orang di Kaltim berhenti bekerja karena Covid-19.

Dampak Covid-19 di Kaltim berkenaan dengan indikator kesejahteraan disebutkan, tingkat kemiskinan pada bulan Maret 2020 mengalami peningkatan menjadi 6,10% dari capaian 5,91% tahun 2019.

Secara absolut jumlah penduduk miskin di Kaltim diungkapkan 230.260 orang, ada penambahan sebanyak 9.350 orang.

Terkait arah kebijakan RPJMD Kaltim 2018-2023 diungkapkan Aswin, untuk Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2021 yaitu menumbuhkan industri hilir, yang mendukung ekonomi kerakyatan dan ekonomi kawasan dalam rangka mendukung percepatan pemulihan ekonomi dan reformasi sosial.

Pada bagian akhir paparannya, Aswin menyampaikan 4 kesimpulan salah satunya mengenai proyeksi kebutuhan Batubara dan peningkatan target produksi Batubara serta harga komuditas internasional, akan membawa angin segar bagi sektor pertambangan yang akan berdampak pada ekspor Kaltim secara keseluruhan.

Dalam paparannya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim menyampaikan pemulihan sektor ekonomi perlu dilakukan secara bertahap. Sesuai dengan resiko dan prioritasnya mulai dari yang memiliki dampak ekonomi tinggi terhadap perekonomian, namun memiliki resiko penularan Covid-19 yang relative rendah.

Ia juga menyampaikan banyak sektor ekonomi mengalami tekanan akibat Covid-19, terutama sektor ekonomi utama Batubara dan industri.

“Sektor pertambangan dan industri pengolahan tercatat memberikan dampak negative paling besar terhadap perekonomian Kaltim di tengah Covid-19, dikarenakan mengalami kontraksi yang cukup dalam di tengah pangsanya yang besar,” kata Tutuk.

Secara nasional, kata Tutuk, realisasi belanja APBD Kaltim masih tercatat relative rendah dan di bawah rata-rata Provinsi se-Indonesia di tengah realisasi pendapatan yang tercatat tertinggi se-Indonesia. Selain itu, realisasi belanja APBD Pemprov Kaltim maupun APBD Kabupaten/Kota pada triwulan III 2020, tercatat lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Karena itu, ia menekankan perlunya melakukan percepatan realisasi APBD guna mendorong pemulihan ekonomi.

Namun demikian, ia mengungkapkan prospek perekonomian Kaltim tahun2021 diyakini akan membaik dan mencapai pertumbuhan positif.

Berita terkait : Majelis Rakyat Kaltim Berdaulat Gelar FGD Outlook Ekonomi Kaltim 2021

Aji Sofyan menyampaikan prediksinya terhadap perekonomian Kaltim 2021 akan mengalami pertumbuhan positif, sama dengan prediksi BI dan BPS. Hanya saja angkanya yang berbeda, jika BI memprediksi pertumbuhan itu pada angka 4,5-5%, berdasarkan hitung-hitungannya ia memprediksi lebih rendah, hanya sebesar 2,0-2,5%.

Aji menjelaskan, ia menyebutkan angka itu tidak abal-abal. Ada 8 alasan kenapa ia memprediksi angkanya seperti itu, salah satunya tidak ada jaminan tahun 2021 itu Covid-19 lenyap dari permukaan bumi.

“Oleh sebab itu saya tidak berani tinggi, karena 4,5 sampai 5 persen itu kan pertumbuhan ekonomi Kaltim sebelum pandemi. Ini tidak semudah membalik telapak tangan, begitu tahun 2021 ada optimisme, langsung membaik,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, pergerakan pertumbuhan ekonomi di awal 2021 akan tergantung dari kwartal IV. Apakah ada titik balik terjadi positif atau tetap negative. Jika pada kwartal IV ini pertumbuhannya tetap negative, maka ada kecenderungan di triwulan I tetap negative, meski angkanya jauh lebih kecil. (DK.Com)

Penulis : LVL

(Visited 10 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!