Akibat Covid 19 Wisata Kutim Sepi, Pedagang Resah

0 303

DETAKKaltim.Com, KUTAI TIMUR : Seluruh pusat wisata di pusat Kota Sangatta, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dihentikan operasionalnya. Taman-taman kota yang biasa ramai dikunjungi masyarakat kini tampak lengang tak berpenghuni imbas dari Covid-19. Hal ini membuat ratusan pedagang yang biasa berjualan menjadi resah.

Sejak keluarnya imbauan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk menerapkan social distancing (18/3/2020) lalu, hingga menjelang satu bulan saat ini suasana masih tampak sama sepi.

Shandy Ananda, ayah 3 anak ini biasa berdagang di Danau Folder, Jalan Ilham Maulana, namun semenjak imbauan Bupati Kutim keluar ia harus berjualan dari rumah saja. Namun tentu dengan omset yang berbeda.

“Sejak ada imbauan untuk menjaga jarak dan tetap di rumah akhirnya sayapun jualan di rumah. Memanfaatkan sosial media juga untuk menjajakan dagangannya namun omset tentu berbeda turun hingga 80 persen. Jika jualan langsung di sana keuntungan lebih banyak, kalau dari rumah alhamdulillah tetap berkecukupan,” ujarnya saat dikonfirmasi via seluler, Jum’at (17/4/2020).

Ia menambahkan, saat pandemi Covid-19 karena minimnya pendapatan sehingga memaksanya untuk merumahkan kedua karyawannya hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

Hal yang samapun diungkapkan Iwan, salah satu pedagang makanan siap saji Facefood di Sangatta Town Hall, ia mengaku semenjak adanya pandemi Covid-19 jumlah pembelipun kian menurun dan berdampak pada pendapatan hariannya.

“Biasanya cukup ramai yang datang bahkan memesan online. Namun sekarang cukup sepi, bahkan sejak akhir bulan Maret lalu saya memutuskan untuk menutup kedai Facefood dan tidak menerima pesanan langsung maupun online akibat suasana tidak kondusif,” ungkapnya.

Senada, Nazil, pria yang sejak awal tahun lalu berdagang di Taman Bersemi ex STQ pun harus mengalami hal yang sama. Berdasarkan imbauan Bupati tempat wisata di pusat kota seluruhnya dihentikan jam operasionalnya. Akibat dari adanya perintah agar social distancing dan membuat ia dan pedagang lainnya harus menutup total kedai atau lapak.

“Karena pandemi ini kita terpaksa menutup kedai dan lapak, kita tidak berjualan lagi pemasukan tidak ada. Ini menyakitkan bagi kami para pedagang, meskipun kita hanya berjualan es, kopi, dan mie goreng tapi itulah mata pencaharian kita, semoga ini cepat berakhir,” pungkasnya.

Tak hanya kedai atau lapak, bahkan sejumlah restoranpun ada yang hanya menerima pesanan take away (Bungkus) hingga ada yang menutup restorannya untuk sementara waktu. (DK.Com)

Penulis: RH

Editor: Lukman

(Visited 1 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!