Yu Hyunwoo, Mualaf Pemilik Restoran Halal di Korea

0 273

ITAEWO, kota yang terletak di distrik Yongsan-gu, merupakan lingkungan yang khas bagi wisatawan Muslim. Tak salah jika di Itaewon banyak bertebaran restoran halal. Salah satunya yang paling terkenal adalah Eid. Tempat makan ini telah berdiri sejak oktober 2014. Pendirinya seorang pria muda mualaf asal Korea Selatan.

Yu Hyunwoo atau yang biasa dikenal dengan nama Islamnya Saad Yusuf, bercerita bagaimana ia masuk Islam dan membagun bisnis restoran halal. Kakak laki-lakinya adalah sosok yang memberikan pengaruh besar sehingga Hyunwoo dan keluarganya mengubah keyakinan dan memeluk agama Islam. Saudaranya yang memiliki ketertarikan pada dunia geografi dan bermacam-macam kebudayaan itu yang membuka mata keluarga mereka pada Islam.

Ketika mereka sekeluarga pergi ke gereja, saat itu Hyunwoo kecil masih memeluk agama Katolik. Kakaknya yang memiliki rasa penasaran dan keraguan, akhirnya mencari tahu tentang Allah, Yesus, Roh Kudus, juga Maria.

Namun, akhirnya ia menemukan jawaban di dalam Alquran. Dia pun mempelajari lebih dalam lagi tentang Islam. Ia mengambil jurusan bahasa Arab dan kemudian menjadi seorang Muslim.

Keluarganya menghormati keputusan kakak Hyunwoo dan bahkan mengikuti jejak anak laki-laki pertamanya untuk mengubah status agama menjadi Islam. Hyunwoo pun akhirnya memeluk Islam.

Teman-temannya yang beragama Islam sering datang ke rumahnya. Mereka selalu memuji masakan ibunya dan menyarankan agar membuka restoran halal. Akhirnya, Hyunwoo mencoba untuk memulai bisnisnya. Setelah sukses restoran miliknya menjadi restoran pertama yang memiliki sertifikat halal di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, ia lantas menamai restorannya “Eid”, yang berarti Idul Fitri.

Dengan menamai restorannya Eid, dia berharap dengan cara ini orang yang mengunjungi restorannya akan mudah mencari kata “Eid” dan nantinya dapat mempelajari apa itu halal. Hyunwoo juga ingin membantu wisatawan Muslim yang berkunjung ke Korea agar mereka dapat menikmati makanan Korea tanpa perlu khawatir mengenai kehalalannya.

“Awalnya, hal paling sulit bagi kami adalah menemukan gochujang(pasta cabai) dan doenjang (pasta kedelai) yang halal. Kebanyakan orang memakai alkohol untuk mempercepat fermentasi sehingga kami harus keluar dan mencari pasta yang difermentasi secara natural. Gochujang di sini ringan dan manis, dibumbui dengan pir,” tutur Hyunwoo, CEO Eid sekaligus koki, dikutip dari Koreaherald.

Tidak mudah bagi Hyunwoo membuka restorannya. Restoran berkapasitas 24 orang ini hanya membuat empat hidangan, seperti kimchi, samgyetang (sup ayam gingseng), bulgogi, dan bibimbap. Keterbatasan menu itu karena tingginya standar proses persiapan makanan halal, baik cara penyembelihan hewan maupun kandungan bahan.

Salah satunya menyajikan menu samgyetang dan bulgogi. Dua menu tersebut sejatinya dibuat menggunakan ayam muda utuh. Namun, karena sulitnya menemukan daging ayam muda yang halal, Hyunwoo pun menggunakan setengah bagian ayam halal berukuran lebih besar sebagai penggantinya.

Sama halnya dengan kasus ayam. Hingga kini, di Korea belum ada toko daging halal yang menyediakan daging yang telah diiris tipis. Untuk mengakalinya, Hyunwoo harus bersusah payah mengiris tipis daging dari bongkahan daging besar.

Kini, selain mengelola restoran halal, Hyunwoo sedang membangun kafe butik di Bangi Sentral, Selangor, Malaysia. Hyunwoo akan terjun dalam bisnis fashion. Selain makanan, ia juga akan menjual brandpertamanya, yaitu Sharmine, fashion khusus bagi wanita berhijab. (Sumber: Republika.co.id)

(Visited 21 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!