RSUD Kudungga Tunda Bangun Laboratorium Kateterisasi Jantung

Yuwana : Belum Mendapat Anggaran di APBD Perubahan

0 76

DETAKKaltim.Com, KUTAI TIMUR : Harapan penderita penyakit jantung di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) untuk mendapatkan pelayanan pengobatan jantung, dengan dibangunnya Laboratorium Kateterisasi atau Cathlab Jantung di RSUD Kudungga, nampaknya belum bisa diwujudkan.

Pasalnya, meski sebelumnya RSUD Kudungga sudah mendapatkan dukungan dari DPRD Kutim untuk pembangunan Laboratorium Kateterisasi atau Cathlab dan pengadaan alat jantung sebesar Rp20 Milyar di APBD Perubahan, nampaknya belum bisa direalisasikan.

“Kami belum mendapat anggaran di APBD Perubahan tahun ini, untuk pembangunan gedung dan pegadaan alat Kateterisasi atau Cathlab Jantung. Belum dikasi anggaran, karena alasan waktunya sangat mepet,” kata Direktur RSUD Kudungga dr Yuwana Sri Kurniawati saat dikonfirmasi, Selasa (13/9/2022).

Dijelaskan Yuwana, meski sebelumnya pihaknya sudah berusaha. Bahkan telah mempresentasikan rencana pengadaan alat tersebut ke Badan Anggaran DPRD Kutim, dan mendapatkan dukungan. Namun karena alasan waktu, sehingga tahun ini belum dapat anggaran.

“Jadi, harus ada gedungnya dulu. Setelah itu baru dilakukan pengadaan, agar diinstalasi di situ. Kami berharap, tahun depan bisa dianggarkan pemerintah,” harapnya.

Baca Juga :

Menurut Yuwana, pengadaan alat Kateterisasi atau Cathlab Jantung ini sangat diperlukan, seiring terus bertambahnya pasien penyakit jantung di Kutim.

“Kami sudah punya Dokter Spesialis Jantung sebanyak tiga orang. Untuk meningkatkan pelayanan pasien penyakit jantung. Sekarang yang paling urgent adalah pengadaan alat Kateterisasi Jantung. Kami berharap ke depannya bisa disetujui,” sebutnya.

Terlebih, menurut Yuwana, data kematian akibat serangan jantung di Kutim terbilang tinggi.

“Kemudian kasus penderita penyakit jantung dan hipertensi itu juga sangat tinggi sekali, serta terus naik,” papar Yuwana.

Sebab, menurut Yuwana, selama ini kasus penyakit jantung di Kutim tidak bisa tertangani, sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit di Samarinda.

“Jika dirujuk harus menempuh perjalanan yang cukup jauh. Kadang gold time-nya sudah terlewati, sehingga sudah tidak bisa tertolong dan mengakibatkan pasien meninggal di perjalanan dan sebagainya.” tandasnya. (DETAKKaltim.Com)

Penulis: HB/ADV Diskominfo

Editor : Lukman

(Visited 21 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!