Lewat Program TMMD, Rita Buka Isolasi Warga Dusun Ketibeh

0 256

DETAKKaltim.Com, KUTAI KARTANEGARA : Lahan Gambut yang luas dan subur, dengan hasil alam cukup melimpah di antaranya bermacam hasil hutan, hingga potensi perikanan rawa. Seharusnya dapat membuat warga Dusun Ketibeh Desa Enggelam di Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur hidup tenang dan berkecukupan.

Tak hanya itu, letak Enggelam yang berada di sekitar Danau Melintang, dengan pemandangan hijau khas tumbuh-tumbahan rawa dengan berbagai macam fauna hidup di sekitarnya, membuat dusun berpenghuni sekitar 900 jiwa yang mayoritas suku Dayak Tunjung itu juga memiliki panorama indah.

Namun sayang, potensi alam desa seluas 368 kilo meter persegi dengan budaya khas Tunjung tersebut seakan terabaikan dan tidak dimanfaatkan dengan baik menjadi penunjang hidup warganya. Pasalnya, Enggelam terlebih Dusun Ketibeh sulit untuk dijangkau karena tak ada infrastruktur jalan yang memadai.

Rita Widysari - HA
Rita Widyasari, Bupati Kutai Kartanegara. (foto: HA)

Selama ini, untuk menginjakkan kaki di Ketibeh harus menyusuri rawa dan danau dengan perahu bermotor dari Muara Enggelam dengan waktu tempuh lebih kurang tiga jam. Jika tak ingin melalui transportasi air, bisa melalui jalan darat sekitar 80 kilometer jauhnya.

Hal tersebut membuat biaya keluar atau masuk Dusun Ketibeh menjadi tidak murah, bahkan dikatakan warga setempat sangat mahal.

“Mati kami pak kalau sering keluar masuk kampung ini, karena ongkos ces ke Kota Bangun sudah 500 ribu rupiah,” ujar Elek yang merupakan Kepala Dusun Ketibeh.

Karena masih terisolasi itu, warga Ketibeh terpaksa rela bertahan hidup seadanya. Walaupun mereka bisa memanfaatkan lahan untuk bercocok tanam, tetapi bagaimana bisa menjual hasil buminya keluar dari Ketibeh.

Keluhan warga Ketibeh itu sudah didengar oleh Pemerintah Kabupaten Kukar. Bupati Kukar Rita Widyasari selalu berupaya melakukan berbagai macam  program trobosan demi  mempercepat pembangunan di wilayah terpencil, seperti Ketibeh.

Pada beberapa kesempatan, Rita menyampaikan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tak sebanding dengan luasnya wilayah Kukar yang mencapai 27 ribu kilo meter persegi atau 40 kali lipatnya Jakarta dan 160 kali lipat kota Solo.

“Maka kami mencari berbagai terobosan untuk membuka isolir wilayah terpencil, salah satunya melalui kerja sama dengan TNI atau Kodim 0906 Tenggarong,” ujar Rita, saat ditemui pekan lalu.

Berdasarkan hasil tinjauan di lapangan guna menjawab aspirasi masyarakat Desa Enggelam Dusun Ketibeh, Rita melakukan koordinasi dengan Kodim 0906 Tenggarong untuk melakukan pembangunan infrastruktur Ketibeh.

“Alhamdulillah niat maksud dan tujuan kami membuka isolir Ketibeh terjawab dengan program TNI Manunggal Membangun Desa atau TMMD, yang mana TNI selaku pelaksana pembangunan di desa sedangkan Pemkab Kukar sebagai penopang biaya yang disalurkan melalui hibah dari APBD kukar tahun 2016,” ujarnya.

Dalam pelaksananaanya, TMMD ke-97 tahun 2016 berjalan selama 1 bulan, terhitung sejak tanggal 20 september sampai dengan 20 Oktober, dengan melibatkan sebanyak 110 pasukan, terdiri Batalyon Armed, Lanal, Rudal, dan anggota Kodim 0906 Tenggarong.

Komandan Kodim 0906 Tenggarong, Letkol Kav Ari Pramana Sakti mengatakan, pelaksanaan TMMD di Dusun Ketibeh terbagi menjadi dua sasaran, yaitu sasaran fisik dan non fisik.

Sasaran fisik yang dimaksud Ari adalah pembuatan jalan dari Desa Lamin Pulut Kecamatan Kenohan ke Dusun Ketibeh sepanjang 17 km. Jalan tembus tersebut memangkas jarak dari awalnya 80 km menjadi 22 km. Selanjutnya, pembangunan jembatan ulin Dusun Ketibeh dengan panjang 350 meter dan lebar 4 meter,  kemudian pembuatan empat jembatan  penghubung. Selain itu, TNI juga melakukan rehab sekolah, dan perbaikan rumah ibadah.

Sedangkan sasaran non fisik, TNI bersama stakeholder terkait melakukan penyuluhan pertanian dalam arti luas, pengobatan massal, penyuluhan bahaya Narkoba, dan pembekalan mental spiritual kepada masyarakat Ketibeh.

“Selain membantu membangun infrastrukur, tujuan kami juga ikut meningkatkan sumber daya manusia, dan mencerdaskan anak bangsa di Ketibeh, dan membangun semangat warga untuk berusaha dalam mengisi kemerdekaan ini,” ujarnya.

Sebagi perwujudan manunggal bersama rakyat, personil TMMD membaur dan menginap di rumah warga Ketibeh, sekaligus diharapkan dapat membenahi rumah warga jika ditemukan suatu hal yang belum layak di rumah tersebut.

Pada pelaksanaanya, personil TMMD juga dibantu oleh masyarakat setempat yang bergotong-royong membangun jalan dan jembatan, maupun perbaikan sekolah dan rumah ibadah. Warga setempat juga membantu keperluan TNI di lapangan, baik peralatan, akomodasi, hingga memasak di dapur umum.

Sebagai bentuk dukungan terhadap TMMD, Kepala Desa Enggelam Sinyeng mengerahkan warganya yang antusias membantu membangun jalan tembus bersama personil TNI.

Jalan tembus yang dibangun TMMD menjadi harapan baru bagi warga sekitar. Karena sebelumnya, penyaluran logistik ke desa mereka sangat sulit karena jauh dan mahal, belum lagi jalan yang dilalui itu berlumpur dan sebagian menyusuri kepingan papan kayu, sehingga sepeda motor kerap tergelincir.

“Jalan baru ini menjadi harapan membuka isolasi desa kami, sehingga kebutuhan warga lebih mudah masuk, dan kami juga bisa mengembangkan usaha. Hal seperti ini memang menjadi impian kami sejak lama,” harap Sinyeng.

Kini, setelah hampir satu bulan, pembangunan infrastruktur TMMD di Enggalam tinggal tahap penyelesaian saja. Ke depan, warga diharapkan tidak lagi kesulitan atau mengeluarkan biaya banyak untuk keluar masuk Enggelam maupun Dusun Ketibeh.

Melalui program TMMD tersebut, merupakan bukti bahwa TNI yang berakar dari rakyat, kemudian bersama-sama rakyat pula dalam membangun untuk kemakmuran rakyat. Sehingga masyarakat merasakan bahwa TNI menjadi bagian dari rakyat, sebagai perwujudan manunggal TNI dengan masyarakat. (HA)

(Visited 1 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!