Covid-19, Plt Kepala Dinkes Samarinda Bicara Sisi Psikologis

Ismet : 80 Persen Tingkat Kesembuhan Tergantung Imunitas

0 605

DETAKKaltim. Com, SAMARINDA : Samarinda saat ini tengah menghadapi gelombang Kedua pandemi Covid-19. Jumlah yang terpapar justru meningkat setelah Samarinda memasuki fase relaksasi tahap III.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda Ismed Kusasih mengatakan, tim gugus tugas terus bekerja ekstra untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Selain melakukan Swab massal, pihaknya dalam waktu dekat akan mendatangkan Mobil Polymerase Chain Reaction (PCR) atau mobil Combat Covid-19. Kendaraan tersebut disebut-sebut mampu mendeteksi Covid-19 lebih cepat dengan memakan waktu 40 menit sampai 1 jam.

“Saat ini Samarinda memasuki gelombang Kedua pandemi Covid-19, menghadapi situasi saat ini tim gugus tugas terus berupaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Kita ketahui saat relaksasi tahap I dan II kita sudah aktif melakukan Swab, apalagi saat ini kita menghadapi puncak pandemi gelombang Kedua, tentu kecepatan diagnosa itu yang penting, selain aktif melakukan Swab dalam waktu dekat kita akan mendatangkan mobil PCR,” ujar Ismed saat ditemu di ruangannya, Selasa (28/7/2020).

Menurutnya, sebelum ada vaksin untuk kasus Covid-19 penyebaran kasus akan terus terjadi. Untuk itu ia mengingatkan kepada seluruh masyarakat Samarinda agar disiplin menjalankan protokol Kesehatan, karena tingkat kesembuhan Covid-19 sangat tergantung pada imunitas.

“Saya berharap kepada masyarakat untuk jaga kesehatan, dan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, karena tingkat kesembuhan 80 persen dan itu sangat tergantung dari imunitas,” jelasnya.

Baca juga : Hari Raya Idul Adha, Ketua MUI Samarinda Himbau Sholat di Rumah

Selain itu, ia juga menghimbau kepada masyarakat jika mengalami gejala langsung melakukan isolasi mandiri, karena dengan Isolasi mandiri secara psikologis pikiran lebih tenang.

“Ini saya berbicara dari segi psikologis, bukan dari medisnya. Coba bayangkan ketika orang punya tekanan darah tinggi masuk, terus dia tahu kalau hasilnya positif. Itu gula darahnya bisa naik nggak karu-karuan, tekanan juga begitu. Itu yang bisa mempercepat kematiannya, karena kondisi psikologis tadi, apalagi berhari-hari menunggu Swab, pasti kepikiran terus,” pungkasnya. (DK. Com)

Penulis : Amin Gladis

Editor   : Lukman

(Visited 1 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!