20 Tahun Tak Nikmati Air PDAM, Warga Perumahan Bawa Ember “Curhat” ke DPRD

0 87

DETAKKaltim.Com, SAMARINDA : Puluhan Warga Perumahan Bukit Pinang Indah mendatangi Gedung DPRD Kota Samarinda, Kamis (10/1/2019) pagi.

Kedatangan mereka ke kantor wakil rakyat itu untuk mengeluhkan kesulitannya dalam mendapatkan layanan air bersih. Keluhan yang disebut mereka sudah berlangsung selama 20 tahun.

Ahmad Sofyan, perwakilan warga menuturkan, selama ini warga hanya mengandalkan air dari bak penampungan yang dimiliki pengembang. Warga hanya mendapat jatah air dua pekan sekali.

“Itupun mengalir hanya dalam hitungan jam. Selanjutnya, kita harus menunggu lagi dua pekan untuk dapat giliran,” kata Sofyan.

Perumahan Bukit Pinang Indah terdiri dari beberapa blok yang terbagi dalam 6 RT. Perumahan ini dihuni sekitar 2.000 jiwa.

PDAM Tirta Kencana Samarinda berencana akan mengambil alih sistem jaringan air pada Perumahan Bukit Temindung Indah. Pengambil alihan ini menyusul keluhan warga yang sangat kesulitan mendapatkan air bersih. Selama ini, kebutuhan air warga dipasok oleh PT Arta Nusantara, selaku pengembang Perumahan Bukit Pinang Indah.

Nur Wahid Hasyim, Dirut PDAM Tirta Kencana Samarinda menuturkan, sejatinya pihak PDAM belum bisa menerima satu paket sistem jaringan air pada perumahan tersebut. Lantaran banyak komponen maupun jaringan yang tak sesuai standar PDAM.

PDAM, kata Nur, menginginkan agar sistem jaringan air yang akan diserahkan tersebut, diperbaiki dulu oleh developer.

“Tapi, tadi permintaan DPRD (Samarinda) supaya kami (PDAM) mendahulukan (memperbaiki sendiri jaringan yang tak standar). Supaya masyarakat cepat terlayani. Urusan dengan pengembang, diatur kemudian,” kata Nur Wahid.

PDAM, kata Nur Wahid, sudah pernah membantu warga di Perumahan tersebut. Di antaranya membantu perbaikan pompa yang rusak, hingga mengatur distribusi air.

“Kita akan usulkan untuk pemasangan jalur khusus dari boster bawah, sebagai solusi,” kata Nur Wahid.

Vera Dumalina, perwakilan dari PT Arta Nusantara mengatakan, pihaknya sudah berulang kali berkomunikasi dengan PDAM. Beberapa perbaikan yang disyaratkan PDAM pun sudah dilaksanakan.

“Tapi memang sampai sekarang tidak ada tindak lanjut dari PDAM. Sepertinya memang kapasitas air PDAM belum cukup,” kata Vera.

Pun demikian dengan sistem jaringan air yang disebut PDAM tidak standar, Vera mengaku bingung. Pasalnya, yang membangun jaringan di perumahan itu, sub kontraktor PDAM juga.

“Ya bingung juga, kan yang bangun jaringan itu sub kontraktor PDAM, dan sepersetujuan PDAM juga,” tandas Vera. (Hery)

(Visited 13 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!