- Penulis: Nason Nadeak, SH, MH
- Ketua Umum SBBI
SEJAK tahun 1955 Indonesia melakukan Pemilu, keberadaan partai-partai yang ada, belum pernah dirasakan oleh buruh manfaatnya, sehingga sampai kini, buruh tetap termarjinalkan. Gaji murah, hak buruh tidak diberikan, PHK dilakukan sewenang-wenang.
Padahal berdasarkan data statistik tahun 2022, jumlah buruh dari seluruh jumlah penduduk Indonesia mencapai 37, 2%. Sehingga wajar rasanya apabila DPR memberi perhatiannya kepada buruh, sebab dengan memberikan perhatian kepada buruh 37,2 % penduduk Indonesia telah teratasi permasalahannya. Tapi faktanya partai-partai yang menghasilkan anggota Legislatif tetap abai terhadap kepentingan buruh.
Abainya para partai politik selama 68 tahun lalu hingga saat ini, membuat buruh merasa tidak dihargai sebagai sesama warga negara, padahal menurut Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, komponen buruh yang merupakan bagian dari penduduk Indonesia, wajib dilindungi kepentingannya, ditingkatkan kesejahteraannya, dicerdaskan kehidupannya dan dijamin hak asasinya.
Saat ini secercah harapan buruh telah muncul seiring dengan lahirnya, “Partai Buruh“, di bumi Indonesia yang kita cintai ini. Dengan harapan Partai Buruh harus menjadi partai yang menghidupkan kembali dan menjalankan fungsi kontrolnya terhadap eksekutif yang selama ini hilang, serta dapat membuat Undang-Undang yang dapat menjawab kebutuhan buruh/masyarakat.
Sebagai komponen buruh, saya mengucapkan, “Selamat Datang Partai Buruh“, semoga cita-cita melahirkanmu, “lapar dan dahaga buruh“, perlahan akan sirna.
Wahai Buruh Indonesia, bersatulah, berjuanglah bersama Partai Buruh merebut kesejahteraan dan keadilan yang selama hanya kita dengar tapi tidak pernah kita rasakan.
Tidak lupa juga, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Said Iqbal yang telah bersedia memimpin Partai Buruh ini, semoga baktimu, ketulusanmu, perjuanganmu, menjadi torehan sejarah yang indah bagi negeri ini. (DETAKKaltim.Com)
Editor: Lukman
