DETAKKaltim.Com, SAMARINDA : Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan kerja ke Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim), Rabu (1/6/2016).
Dalam kunjungannya Mensos bersama Pemerintah Provinsi Kaltim secara resmi menutup seluruh tempat prostitusi yang berada di Kaltim, penutupan ini bersifat permanen terhitung mulai 1 Juni 2016.
Secara keseluruhan terdapat 22 lokalisasi di Kaltim dengan jumlah Pekerja Seks Komersial (PSK) lebih 1.500 orang.
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan, penutupan lokalisasi secara serentak ini dilakukan agar tidak terjadi perpindahan para PSK dari kabupaten/kota tertentu menuju kabupaten/kota lainnya.
Langkah ini dilakukan agar para PSK bisa dipulangkan secara tertib ke daerah asal dengan biaya pemerintah daerah, sementara bagi PSK yang merupakan warga Kaltim akan lebih mudah diidentifikasi untuk selanjutnya diberikan pembinaan dan peningkatan kualitas diri melalui pelatihan-pelatihan keterampilan.
“Kalau penutupan dilakukan secara serentak, mereka tidak akan bisa pindah ke kabupaten/kota lainnya. Kecuali pulang ke daerah asal, atau ikut pelatihan keterampilan agar nantinya tidak lagi menjadi PSK,” kata Gubernur.
Berita terkait :Â 2018 Kaltim Harus Bebas Prostitusi
Sementara itu Menteri Sosial Republik Indonesia Khofifah Indar Parawansa mengatakan, penutupan lokalisasi ini merupakan program Nasional, ia berharap tahun 2019 Indonesia bebas prostitusi.
“Dengan ditutupnya lokalisasi di Kaltim ini, maka masih ada 69 titik lokalisasi yang menjadi target kami. Dari 69 titik yang terbesar ada di Jawa Barat dan Kalimantan Tengah,†ungkap Khofifah.
Dengan ditutupnya tempat “kerja†mereka yang menjadi sumber mata pencaharian selama ini, para PSK akan mendapatkan dana sebagai modal untuk mengembangkan industri kreatif sebanyak Rp5 Juta dari pemerintah. Pemerintah berharap dengan pemberian dana tersebut para PSK pelan-pelan beralih profesi menjadi lebih baik dan sejahtera. ( Gladis)
