Sebut MUI Pusat Tolak, Pembangunan PrimeBiz Ditentang Forum Peduli Islamic Center

0 73

DETAKKaltim.Com, SAMARINDA : Ground breaking Hotel PrimeBiz di samping Islamic Center, mendapat tantangan dari Forum Peduli Islamic Center, Rabu (23/5/2018) pagi.

Belasan orang menyuarakan penolakan terhadap pembangunan Hotel PrimeBiz di samping Mesjid Islamic Center. Ketua Forum Peduli Islamic Center Chairil Usman mengatakan pembangunan hotel tersebut tanpa sepengetahuannya.

“Ini dibangun tanpa sepengetahuan kami selaku masyarakat sekitar. Kami tidak diundang, harusnya ada transparansi,” tegas Usman kepada DETAKKaltim.Com serta sejumlah awak media lainnya.

Iapun menyesalkan adanya pernyataan dari pihak pemerintah yang menyatakan bahwa hotel 10 lantai tersebut telah mendapatkan izin dari Dewan Syariat Nasional (DSN).

Usman menyebutkan saat ini ia telah mengantongi bukti bahwa Komnas HAM dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menolak pembangunan hotel tersebut.

“Sangat disayangkan Mesjid yang termasuk besar di Asia Tenggara dan menjadi ikon umat Islam namun di sampingnya ada hotel yang dibangun tidak sesuai aturan,” jelasnya.

Padahal ia berniat di lahan tersebut ada tempat kajian Islam atau rumah sakit, namun nyatanya bakal dibangun Hotel PrimeBiz yang cacat aturan.

“Kami segera laporkan ini ke KPK dan Komnas HAM, baik Wali Kota maupun Gubernur,” jelasnya.

Terpisah, Vice President Marketing Prime Plaza Hotels and Resort (PPHR) Yusak Anshori mengatakan, pihaknya siap menutup Hotel Primebiz jika ditemukan pelanggaran ke depannya.

“Dan perjanjian itu sudah ada di atas materi, setelah hotel ini dinyatakan sebagai hotel syariah,” kata Yusak, saat menggelar konferensi Pers usai ground breaking dengan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.

Tidak main-main, ia menyebutkan anggaran yang akan digelontorkan untuk hotel tersebut senilai Rp250 Miliar, tanpa menyentuh APBD Kaltim. Iapun menjamin, aturan dalam hotel syariah benar-benar terapkan.

“Khususnya nanti yang akan menginap, akan diperiksa identitasnya. Dan setiap lantai itu beda-beda kuncinya. Nanti khusus perempuan yang sendiri datang ke hotel tidak akan disamakan tempatnya yang berpasangan atau yang laki-laki. Jadi kami tetap pisahkan,” urainya.

Ia juga menjamin akan ada 60 persen karyawan yang bekerja di Hotel PrimeBiz berasal dari masyarakat lokal.

Berita terkait : Di Tengah Penolakan Warga, Ground Breaking Hotel Primebiz Tetap Dilaksanakan

Sementara itu Direktur Utama PT Wijaya Utama Lestari EA Hairun menambahkan, pengoperasian Hotel PrimeBiz setelah pembangunan berjalan dalam 2 tahun ini.

“Untuk tahap awal akan kami bangun 90 kamar dulu. Tapi target kami bisa sampai 135 kamar,” kata EA Hairun.

Ia meminta kepada masyarakat untuk mendukung pembangunan hotel ini, dan tidak mendapat pertentangan lagi.

“Kalau ada pelanggaran kami siap menanggung apabila izin pengoperasian hotel syariah ini dicabut oleh DSN,” tutup Hairun. (Melisa)

(Visited 10 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!