SANG PEMBEBAS

Roman Sejarah dan Kiprah Petualangan Kesatria Tana Ugi, La Maddukkelleng

0 260

SELAIN perkumpulan ini, ada satu lagi perkumpulan silat terkenal di Bone, cuma lebih eksklusif dan elit. Pesertanya pun terbatas pada putra-putra keturunan bangsawan. Pencak silat ini disebut Mencak Arung Palakka. Sesuai namanya, silat ini memang diwarisi dari Baginda La Tenri Tatta Arung Palakka yang terkenal memiliki ilmu silat dan kesaktian yang tinggi.

Perkumpulan ini meski masih muda, yakni setelah mangkatnya Arung Palakka, tapi ia dibuat seperti sekolah militer untuk para calon perwira. Dipimpin oleh Petta Biring, seorang purnawirawan tinggi di ketentaraan Bone.

Demikian halnya di Soppeng dan Wajo. Perguruan-perguruan silat ramai berdiri sejak ratusan tahun sebelumnya. Silat atau mencak bagi anak lelaki yang beranjak remaja sudah menjadi syarat tak tertulis untuk menjadi laki-laki. Semua anak laki-laki yang lahir harus melalui fase belajar silat. Di Soppeng, dari sekian banyak perguruan, terkenal satu aliran silat yang disebut Perguruan Unru’ Pitu (perguruan tujuh jurus).

Dari namanya, diketahui identitas jurusnya sebagai tujuh rangkaian unru (jurus pukulan). Tujuh jurus ini memiliki tingkatan masing-masing tujuh dari setiap tingkatan, maka semuanya bisa terdiri dari empat puluh sembilan jurus. Perguruan ini dipimpin oleh Guru Jamme’, seorang berilmu tinggi dari Umpungeng. Dia memiliki banyak murid yang tersebar di Soppeng dan juga sebagian Wajo. Silat Guru Jamme’ ini kemudian mengalami banyak perkembangan dari waktu ke waktu. Bercabang dan terus berubah dari satu guru ke lainnya.

Belakangan dikenal ada Pitu Baru, yakni Unru Pitu yang telah disempurnakan oleh seorang guru muda yang bernama Guru Sallomo. Silat ini lalu menjadi bagian tradisi di Soppeng dan Wajo. Hampir semua lelaki di jaman itu pernah belajar Unru Pitu, walau hanya pokok-pokoknya saja yang berjumlah tujuh jurus.

Sampai pada saat Guru Jamme’ tidak menampakkan diri lagi, silat ini terus mengalami perkembangan. Maka ia kemudian memiliki banyak cabang yang tersebar di seluruh negeri. Nama Anreguru Jamme’ pun menempati puncak tertinggi sebagai manusia sakti pencipta Unru Pitu. Ia disetarakan dengan Guru La Pallao dari Bone.

Di Wajo juga berkembang pencak silat dengan pesat. Istana Tosora sebagai Ibukota Kerajaan Wajo membentuk sebuah akademi untuk calon kesatria dan juga prajurit kerajaan. Letaknya tak jauh dari istana dan memiliki lorong khusus yang menghubungkannya dengan ruang samping salassa.

Akademi ini awalnya dibina langsung oleh Petta Pammusureng (salah satu panglima kerajaan), tetapi kemudian setelah berdiri dan membesar dibuat khusus penanggungjawab dari guru-guru silat yang tersebar di seluruh negeri. Guru-guru ini diseleksi kemudian diambil tiga guru utama yang dianggap paling tinggi ilmunya.

BERITA TERKAIT :

Seorang anreguru pamencak bernama Ambo Jammuta La Akkaleng menjadi guru besar kerajaan. Ia mengalahkan semua guru-guru silat yang diseleksi. Ia seorang pannigara tunggal yang lama berpetualang di utara sampai perbatasan Kaili. Ibunya yang berasal dari keturunan kesatria Gilireng membuatnya kembali ke Wajo untuk mengabdi di kerajaan.

Ia mengembangkan satu aliran silat yang dinamai Mencak Sendeng Baruga yang terkenal dengan sebutan Bunga Patappulo. Silat Ambo Jammuta menekankan pada keindahan gerakan yang lentur dengan tekanan serangan pada kedua tangan. Kaki hanya berfungsi sebagai penopang atau kuda-kuda serangan. Namun jangan salah, di balik kelenturan itu tersimpan jurus-jurus mematikan yang dahsyat. Dalam tingkat yang sempurna, jurus terbaik dari Bunga Patappuloe bisa membunuh musuh dalam keadaan berdiri.

Pada perkembangannya, melalui Wak Hasan, silat ini kemudian disebut sebagai Mencak Sendeng. Jurusnya menjadi lebih efektif dan mematikan, tidak lagi menekankan hanya pada keindahan dan kelenturan, tapi juga kegesitan dan kecepatan. Perguruan lalu membuka cabang di seluruh anak negeri. Kerajaan-kerajaan Palili (negeri kecil sepemakmuran) diwajibkan mendirikan cabang Mencak Sendeng Baruga, sehingga ia pun menjadi tradisi masyarakat Wajo.

Pun demikian halnya di Peneki sebagai negeri Palili Wajo. Aliran silat atau jurus yang berkembang adalah Bunga Patappulo, yang kemudian dikembangkan tersendiri dan agak berbeda dengan pokok-pokok Sendeng. Terdiri dari empat puluh pokok gerakan yang dibuat indah mirip tarian.

Kesemuanya mengadopsi gerakan-gerakan alam. Bisa pohon atau pun hewan. Semuanya berjumlah empat puluh pokok gerakan. Karena banyak meniru gerakan hewan dan alam, maka saat dimainkan, silat ini terlihat indah tapi terkadang juga kocak dan lucu. Meski Ambo Jammuta sudah sangat jarang muncul di pentas para pamencak, tapi namanya selalu disebut sebagai mahaguru mencak Sendeng yang disetarakan dengan mahaguru dunia yang lain. (BERSAMBUNG/DETAKKaltim.Com)

Penulis : Andi Ade Lepu

(Visited 57 times, 3 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!