SANG PEMBEBAS

Roman Sejarah dan Kiprah Petualangan Kesatria Tana Ugi, La Maddukkelleng

0 64

BETUL, ini semacam goa. Ia terus berguling masuk jauh ke dalam sampai ia merasa tertahan oleh dinding keras. Goa itu gelap namun menjadi tempat berlindung yang aman. Aji Imbut merasakan hangat tapi juga kelelahan yang sangat. Ia tidak tahu berapa lama ia terbaring di dalam goa sambil memeluk buntalan pakaiannya.

Dari arah luar, suara bergemuruh amukan badai masih terdengar beberapa lama sebelum akhirnya mereda. Namun suasana telah gelap. Malam tiba. Aji Imbut meraba-raba permukaan goa dan dindingnya. Pakaian dan bantalannya masih basah. Tak mungkin menyalakan api. Maka ia memutuskan untuk mencoba meraba keluar dan mencari air.

Di mulut goa terlihat sedikit terang, ia mengambil wudhu dari air yang menetes dari atas, sisa badai yang kini mereda. setelahnya lalu masuk kembali dalam kegelapan. Setelah salat, ia berberzikir lama sebelum memutuskan tidur menunggu pagi.

Subuh buta Aji Imbut terbangun. Ia menemukan tubuhnya dalam keadaan cukup segar meski di sana-sini terasa pegal. Ia melakukan aktifitas subuh, lalu kembali berzikir sampai terbit matahari. Kebiasaan berzikir ia dapatkan dari Petta Kalie (kadhi), seorang tua sepuh yang menjadi imam masjid Peneki.

Orang tua yang masih berkerabat dengan kakeknya ini menghabiskan hampir seluruh hidupnya dalam masjid. Ia mengajarkan Al Qur’an dan juga hukum-hukum agama ke semua orang. Bisa disebut, Petta Kalie ini adalah guru spritual Peneki, kerajaan kecil bawahan Wajo.

“Dengan zikir rutin siang malam dan tertentu, engkau akan lebih dekat dengan Allah, Puang Seuwwae. Kebijaksanaanmu akan bertumbuh dari dalam dan terpancar lewat aura di wajahmu. Tak ada makhluk yang mampu mencelakakan dirimu.”

Demikian ia memberi nasehat ke Aji Imbut. Hampir setiap ada kesempatan, Aji Imbut selalu mempraktekkan zikir-zikir yang diajarkannya. Ia bertanya banyak soal agama kepadanya. Ia telah menjadi guru spritualnya, darinyalah ia mendapatkan beberapa pondasi keagamaan khususnya tauhid dan akidah. Ritual zikir yang sering dipraktekkan di kala senggang adalah apa yang disebut zikkir rahasia tempettu (zikir tak terputus) dan juga zikir-zikir khusus di waktu pagi dan petang.

CERITA SEBELUMNYA :

Maka pagi itu, setelah menyelesaikan tahlil sebanyak seribu kali, ia keluar goa melihat keadaan sekitar. Hari telah cukup terang di puncak itu walaupun masih berselimut kabut. Ia menyaksikan hasil amukan badai yang memporakporandakan semuanya. Kecuali pohon raksasa di atas goa, hampir seluruh pohon sekeliling pinggir jurang telah bertumbangan atau patah di sana sini.

Bahkan batu nisan besar Karame’E rebah dan berpindah agak jauh dari gundukan. Aji Imbut perlahan mengangkat dan menggeser batu besar itu ke tempatnya semula. Setelah menjura, ia lalu berjalan ke arah tangga batu untuk turun. Betapa kagetnya, tangga-tangga di sana telah longsor dan menyisakan jurang yang sangat curam dan tinggi. Dari atas ia melihat pintu batu besar di bawah sana juga telah longsor dan tertimbun batu dan tanah.

Ia bergidik ngeri membayangkan dirinya tertimbun di sana. Ia lalu mengelilingi puncak yang dingin itu. Mencoba mencari jalan turun alternatif. Tapi sekeliling adalah batu tegak yang terlihat mengkilap oleh air yang masih menetes-netes.

Puncak itu telah berubah bentuk. Kecuali sisi di mana pohon raksasa tempatnya berlindung dan beberapa pohon lainnya, semua sisi adalah jurang batu yang licin mengkilap oleh sisa-sisa air yang merembes. Ia terkurung di tempat tinggi itu! Naluri pertahanannya bekerja, namun sebagai kesatria cucu La Maddukkelleng, ia pantang panik dalam situasi apa pun. Ia terus memeriksa sekeliling dan menemukan fakta mustahil menuruni tebing-tebing itu di saat musim hujan seperti ini, semua basah dan licin.

Ia menghitung. Pertama, ia harus bersabar menunggu berhentinya musim hujan. Saat telah kering, dengan kepandaiannya, ia bisa turun pelan melalui tebing. Kedua, paling penting adalah bagaimana selama itu ia mampu bertahan hidup di puncak dingin di sela-sela awan dan halimun. Berpikir begitu ia masuk ke goa. Memeriksa lebih detail tempat itu. Cahaya hari sudah mulai memberi terang meski masih remang. Pada salah satu celah, ia mencoba menyelinap masuk. (BERSAMBUNG/DETAKKaltim.Com) 

Penulis : Andi Ade Lepu

(Visited 4 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!