Legislatif Samarinda Soroti Sekolah Daring, Harap Awal Tahun Tatap Muka

Jasno : Saya Pikir Sudah Waktunya Sekolah Tatap Muka

0 175
DETAKKaltim.Com, SAMARINDA : Akibat pandemi Covid-19 sudah hampir satu tahun kegiatan persekolahan digelar di rumah, dengan pembelajaran dilakukan dengan sistem daring atau virtual dinilai membuat kualitas anak didik jadi  menurun, karena tugas belajar anak yang mengerjakan malah orang tua.

Kenyataan ini seperti yang diungkapkan oleh Jasno, anggota legislatif dari Komisi 3 DPRD Kota Samarinda yang menguak kenyataan jika saat ini juga sudah banyak kerumunan dan hajatan.

“Jadi saya pikir sudah waktunya sekolah tatap muka digelar kembali, namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dengan waktu belajar anak cukup 2– 3 jam di sekolah,” ujarnya mengawali tanggapannya tentang sekolah tatap muka, Jum’at (27/11/2020).

Menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, karena harus melakukan protokol kesehatan maka harus menjaga jarak, anak belajar di kelas bergantian atau per shift untuk beberapa mata pelajaran langsung pulang tidak ada istirahat.

“Jika satu kelas ada 40 anak, maka anak bisa masuk ruangan belajar bergantian. Karena jika  ini tidak diterapkan kasihan anak jika harus mengikuti sekolah daring terlalu lama, karena pengaruhnya akan beda jika anak sekolah tatap muka,“ jelas Jasno.

Ia lalu mencontohkan, jika  anak-anak yang  masuk SD pada tahun ini, huruf saja mereka tidak tahu.

“Artinya belajar di ruang kelas dan daring memang beda pengaruhnya dalam kualitas pendidikan, dimana anak lebih cepat paham pada sekolah tatap muka. Sehingga saya pikir awal tahun 2021 adalah awal yang bagus bagi siswa mulai tingkat SD hingga SMA/SMK, bisa kembali ke sekolah namun dengan tetap menjaga protokol kesehatan,“ tuturnya.

Terkait pro dan kontra ketakutan orang tua akan sekolah tatap muka, maka menurut Jasno, mekanisme pembelajarannyalah  yang diatur,  dengan anak sekolah masuk kelas bergantian belajar, agar ada jaga jarak di ruang kelas. Kantin harus tutup sehingga anak-anak tidak kemana-mana, tidak ada istirahat, bawa bekal sendiri agar protokol kesehatan tatap berjalan di sekolah.

“Karena  sama saja jika sekarang dengan sekolah daring anak-anak malah keluyuran di luar, mending sekolah tatap muka, jadi apa bedanya dengan kerumunan  di pasar,“ imbuhnya.

Jasno melanjutkan, terlebih saat ini akibat sekolah di rumah yang pintar malah orang tua, karena orang tua yang mengerjakan pekerjaan rumah anak.

“Kasihan juga jika anak-anak terlalu lama libur, yang penting mekanisme protokol kesehatan, sehingga tahun depan besar harapan saya,  sudah mulai sekolah tatap muka,” pungkasnya.

Berita terkait : Pro dan Kontra Dimulainya Sekolah Tatap Muka

Menanggapi wacana sekolah tatap muka yang berkembang di masyarakat saat ini, salah seorang orang tua siswi di SMK 3 Samarinda Kelas X TKKR 1 melalui pesan WhatsApp mengatakan, sebagai orang tua siswa sangat ingin anaknya berkembang di dunia pendidikan dengan baik. Namun mengingat masa pandemi Covid-19 di kota kita belum begitu aman, sehingga ia sangat khawatir apabila anak-anak belum bisa menjaga kebersihan dan taat pada protokol kesehatan.

“Namun mengingat kembali anak kami sekolah di Kejuruan jadi alangkah baiknya anak kami masuk sekolah saat pelajaran praktek, dan apabila saat pelajaran teori masih menggunakan sistem belajar daring untuk mengurangi siswa-siswi yang berkumpul di sekolah, sehingga para guru juga bisa memperhatikan anak-anak kami untuk tetap menjaga protokol kesehatan, karena jumlahnya tidak terlalu banyak. Karena mereka datang ke sekolah sesuai jadwal praktek yang sudah diatur oleh pihak sekolah,” jelasnya tanpa menyebutkan namanya. (DK.Com)

Penulis : @my

Editor   : Lukman

 

(Visited 16 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!