Kaltim di PON XIX, Cabor Karate Gagal Persembahkan Medali, H Akil : Kita Kurang Beruntung

0 740

DETAKKaltim.Com, BANDUNG : Datang dengan semangat Bushido di PON XIX/2016, 8 Karateka Kaltim didampingi 2 pelatih dan 1 manajer yang turun di 6 nomor tanding harus mengakui keunggulan tim-tim lawan.

Mengawali pertadingan hari pertama, Minggu (18/9/2016) di GOR Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Kota Bandung, Heribertus Luhat yang turun di Kumite +84 Kg/Putra harus mengakui keunggulan Karateka Jawa Timur Umar “legenda” Syarief setelah ditaklukkan dengan skor 0-9.

tim-karate-kaltim

Asa untuk mendapatkan medali di kelas ini masih terbuka ketika peluang kedua datang. Sayangnya, saat berhadapan dengan Karateka Papua, Bertus kembali harus menelan kekalahan dengan skor 6-2.

Hari kedua, Senin (19/9/2016) mempertandingkan Kelas Kata Beregu Putri, Kumite -68 Kg/Putri, dan Kumite -75 Kg/Putra.

Harapan besar untuk mempersembahkan Medali Emas atau medali apapun diletakkan di pundak Eka Nuryana, Dewi Nuryani dan Fera Dilla Kausal di nomor Kata Beregu Putri. Namun harapan inipun belum membuahkan hasil, setelah kalah 0-5 dari DKI Jakarta, mereka juga mengalami kekalahan dari Tim Sulawesi Selatan dengan skor 2-3 dalam perebutan Medali Perunggu.

Meski kalah, Kata Beregu Putri tetap mendapatkan apresiasi dari Official Karate Kaltim karena mampu mengimbangi permaina Sulawesi Selatan. Kekalahan inipun memicu munculnya kontroversi karena dalam pengamatan Official Karate Kaltim, seharusnya atlet Kaltimlah yang menang. Namun rumor yang muncul wasit serba salah atas prestasi regu Sulawesi Selatan yang juara PON 2012 dan Sea Games, sehingga juara seolah-olah sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai.

H Akil Mappeasse.
H Akil Mappeasse, Manajer sekaligus Ketua Pengprov FORKI Kaltim. (foto:LVL)

“Tapi apapun hasilnya, itulah yang kami syukuri,” ujar H Akil Mappeasse selaku Ketua Pengprov Karate Kaltim sekaligus Manajer Karate Kaltim pada PON XIX/2016 Jawa Barat.

Dua  kegagalan diharapkan menjadi pemicu bagi Karateka Kaltim lainnya untuk merebut medali, harapan besar itu tertumpu pada Junaidi di nomor Kumite -75 Kg/Putra dan Thessa Lomnica di Kumite -68 Kg/Putri.

Namun harapan inipun kandas setelah keduanya gagal menaklukkan lawan-lawannya. Meski sempat menang saat melawan Karateka Nusa Tenggara Timur dengan skor 6-2, namun Junaidi tak mampu mengatasi perlawanan Karateka Maluku sehingga kalah.

Thessa Lomnica yang proyeksi bisa mendulang medali di Kumite -68 Kg/Putri juga bernasib sama dengan rekannya, Thessa kalah dari Karateka Sumatera Utara.

Hari ketiga, Selasa (20/9/2016) masih menyisakan harapan di dua Karateka Kaltim. Titis Putra yang turun di nomor Kumite 55Kg/Putra, dan Siti Noraminah di nomor Kumite -61Kg/ Putri.

Pelatih Karate Kaltim Jalu Sharin Meliala
Pelatih Karate Kaltim Jalu Sharin Meliala telah berusaha maksimal namun belum berhasil membawa Karateka Kaltim meraih medali di PON XIX/2016 Jawa Barat. (foto:LVL)

Sempat menyalakan api harapan yang besar saat menang melawan Karateka Banten dengan skor 8-0, namun harus mengakui keunggulan Karateka Jawa Tengah di babak berikutnya sehingga Titispun tersingkir dari dari deretan perebutan medali PON XIX/2016.

Akhirnya tinggallah Siti Noraminah yang turun di nomor Kumite -61Kg/ Putri menjadi harapan satu-satunya Kontingen Karate Kaltim yang diharapkan mengukir prestasi di tanah legenda. Namun harapan tinggallah harapan, Sitipun harus menerima kekalahan dari Karateka Kalimantan Selatan.

Menanggapi hasil pertandingan secara keseluruhan, H Akil Mappeasse selaku manajer dan Ketua Pengurus Provinsi FORKI Kaltim kepada Wartawan DETAKKaltim.Com mengatakan, sesungguhnya anak-anak kita bagus-bagus, tapi lawannya lebih bagus.

“Yang saya lihat, anak-anak kita bagus-bagus tapi kurang try out sehingga agak demam panggung,” sebut H Akil, Rabu (21/9/2016).

Meski tidak menyalahkan wasit, namun penggiat olahraga Karate yang telah puluhan tahun berkecimpun  di Inkai melihat pada pertandingan Kata Beregu Putri, harusnya Karateka Kaltim menang saat berhadapan dengan Sulawesi Selatan.

Joned
Johnet Selanno Pelatih Karate Kaltim, juga telah berusaha maksimal namun belum berhasil membawa Karateka Kaltim meraih medali di PON XIX/2016 Jawa Barat. (foto:LVL)

“Kata Beregu kita sesungguhnya lebih rapi, lebih bagus. Menampilkan Kata yang kesulitannya tinggi, dan mereka sama sekali tidak berbuat salah dibandingkan lawannya dari Sulsel. Katanya pendek, Bunkainya yang panjang,” imbuhnya.

H Akil menengarai faktor nama besar Karateka Sulsel sebagai peraih Emas PON 2012 dan peraih Emas Sea Games menjadi penyebab wasit terpengaruh secara psychology.

“Kita kurang beruntung,” tandasnya menanggapi hasil PON XIX/2016 Jawa Barat Cabor Karate.

Pertandingan Cabor Karate memang telah selesai, kalah menang itu hal biasa dalam sebuah kejuaraan. Namun terlepas dari segala polemik penilaian wasit yang penuh kontroversi, mestinya filosofi Bushido dalam Karate di tanah air tetap dijunjung tinggi agar martabat olahraga Karate itu sendiri tetap terjaga, ujar seorang pemerhati olahraga Karate di Kaltim yang tidak ingin disebutkan namanya. (LVL)

 

(Visited 126 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!