Wakil Rakyat Kaltim Sebut Banjir di Kutim Akibat Kerusakan Lingkungan

Agiel : Eksploitasi Secara Berlebihan

0 55

DETAKKaltim.Com, SAMARINDA : Banjir yang kembali melanda beberapa wilayah di daerah Kabupaten Kutai Timur, disinyalir disebabkan aktivitas Pertambangan dan Perkebunan yang membabat hutan-hutan yang ada.

Menanggapi hal tersebut, anggota DPRD Kaltim Agiel Suwarno yang berasal dari daerah pemilihan VI Bontang-Kutim-Berau angkat suara. Ia mengatakan, kerusakan lingkungan merupakan faktor utama penyebab banjir di Kutim. Terutama di wilayah Muara Wahau, Batu Ampar, Muara Bengkal, Muara Ancalong, Telen, dan Kongbeng.

“Eksploitasi secara berlebihan, akhirnya mengakibatkan daerah yang dulunya hutan sebagai sumber resapan air sekarang tidak ada lagi,” ungkap Agiel kepada DETAKKaltim.Com, Senin (24/5/2021).

Dikatakannya, karena saat ini bencana banjir sudah terjadi, dengan demikian Pemkab Kutim dan Pemprov Kaltim harus bahu membahu membantu masyarakat yang terdampak banjir.

Baca juga : Kekurangan Rp600 Milyar, Komisi 2 DPRD Kaltim RDP PT BPD Kaltimtara

“Akses masyarakat untuk melalui jalan sudah tidak bisa, karena dari informasi ketinggian air berkisar 3 meter hingga 5 meter,” sebutnya.

Agiel mengingatkan agar ke depan ada tindakan tegas dari Pemerintah Daerah maupun Kabupaten untuk melakukan upaya-upaya pencegahan banjir, agar tidak merugikan masyarakat karena kerusakan lingkungan.

“Daerah yang menjadi korban bencana ini bisa diatur. Seperti daerah yang gundul dilakukan penghijauan. Ini menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah.” pungkas Agiel.

Sebelumnya, Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Balikpapan yang tengah melaksanakan Operasi SAR di Kutai Timur (Kutim) melaporkan, terdapat 1.987 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak banjir di sejumlah wilayah Kabupaten tersebut, Minggu (23/5/2021).

Ribuan warga yang terdampak banjir berada di 18 Desa di Kecamatan-Kecamatan tersebut, masing-masing berada di :
1. Desa Sumber Sari (33 Kepala Keluarga)
2. Desa Mukti Utama (5 Kepala Keluarga)
3. Desan Melan (100 Kepala Keluarga)
4. Desa Teluk Baru (54 Kepala Keluarga)
5. Desa Gemar Baru (49 Kepala Keluarga)
6. Desa Miau Baru (20 Kepala Keluarga)
7. Desa Muara Wahau ( 557 Kepala Keluarga)
8. Desa Nehes Liah Bing (257 Kepala Keluarga)
9. Desa Jak Luay (85 Kepala Keluarga)
10. Desa Dabeq (77 Kepala Keluarga)
11. Desa Persiapan Jabdan ( 228 Kepala keluarga)
12. Desa Benua Baru ( 115 Kepala Keluarga)
13. Desa Muara Bengkal Ilir ( 90 Kepala keluarga)
14. Desa Muara Bengkal Ulu ( 32 Kepala keluarga)
15. Desa Batu Balai (43 Kepala Keluarga)
16. Desa Persiapan Parianum (17 Kepala Keluarga)
17. Desa Batu Timbau (100 Kepala Keluarga)
18. Desa Batu Timbau Ulu (125 Kepala keluarga)  (DK.Com)

Penulis : adt

Editor   : Lukman

(Visited 8 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!