Anggota Banggar Sayangkan Silpa APBD Samarinda “Bengkak” Rp600 Miliar

Angkasa : Kenapa Uang Rakyat Disimpan?

DETAKKaltim.Com, SAMARINDA : Silpa adalah sisa lebih dari penggunaan anggaran dari APBD, lazim ditemukan di pertanggung-jawaban akhir APBD, nilainyapun bervariatif namun menjadi elemen penting karena dapat menjadi indakator kemampuan dari Eksekutif di dalam perhitungan anggaran  dan penyerapannya.

Karena menjadi indikator keberhasilan penyerapan anggaran yang berarti sukses berjalannya program APBD, maka apa jadinya jika Silpa tersebut ditemukan dalam jumlah yang cukup besar?.

Berarti ada program yang tak selesai atau yang tak sesuai perhitungan, padahal dananya telah tersedia namun tak dapat digunakan maksimal sehingga menghasilkan Silpa di batas kewajaran, itulah yang terjadi pada APBD Kota Samarinda 2019.

Adanya Silpa yang cukup “bengkak” ini sangat mengagetkan karena nilainya mencapai RP600 Miliar atau lebih dari setengah Triliun, hal ini yang disorot oleh Angkasa Jaya Djoerani,  anggota Badan Anggaran (Banggar) dan Ketua Komisi 3 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda.

Bertempat di ruangan Komisi 3, Angkasa mulai menceritakan bagaimana Silpa tersebut  diketahui.

“Silpa APBD 2019, masuk di APBD Perubahan 2019, muncul di tahun 2020, nilainya sangat luar biasa. Silpanya  mencapai  600 Miliar, itu banyak sekali, karena  seharusnya Silpa tidak boleh lebih dari 200 Miliar,” kata politisi senior PDIP Samarinda ini dengan nada heran.

Angkasa melanjutkan, munculnya Silpa apakah bentuk kesalahan perhitungan masa lalu,  atau ketidaksengajaan eksekutif melakukan itu, katanya dengan nada tanya.

“Karena dengan Silpa 600 Miliar lebih sedangkan belanja kita hanya 500 Miliar, itu besar sekali!“ serunya.

Dengan nada menyayangkan, Angkasa  mengatakan sayang uang rakyat tidak dibelanjakan.

“Why? Kenapa uang rakyat disimpan?,” tanyanya heran.

Angkasa melanjutkan, alasannya Pemkot Silpa baru bisa didapat saat audit oleh BPKP  sehingga baru bisa dihitung. Padahal menurutnya, Silpa itu bisa diprediksi dengan perhitungan sebelumnya.

“Silpa itu ada 2,  yakni sisa kekurangan belanja dan sisa kelebihan belanja, itu bisa diprediksi,“ ujarnya.

Iapun memisalkan, proyek Rp10 Miliar setelah dilelang hanya Rp8 Milyar itu bisa diprediksi, jadi sisa Rp2 Miliar.

“Sehingga perencanaan awal APBD bisa dilihat, meski tidak ada perhitungan yang detail pas, pasti ada lebih atau kurang,“ jelasnya.

Baca juga : Polemik APBD Samarinda, Angkasa Kritisi Pembahasan Dilewati Tanpa Kesepakatan

Angkasa lalu melanjutkan penjelasannya bagaimana sesungguhnya yang disebut dengan Silpa tersebut. Hal biasa dalam perencanaan, kata dia, bisa lebih bisa kurang. Karena untuk jaga-jaga, ternyata saat ditender misal cuma Rp9,5 Miliar sehingga ada yang tak terpakai Rp500 Juta, itulah  sisa yang disebut Silpa yang sesungguhnya.

“Tapi ada juga belanja rencana 10 M (Miliar) tapi proyek 11 M, berarti ada yang kurang. Di Perubahan muncul itu bisa diperhitungkan, karena Silpa harus dibelanjakan, itu boleh,” tuturnya.

Lalu bagaimana nasib akhir Silpa Rp600 Miliar tersebut, Angkasa menjelaskan masuk ke Kas Daerah dan dapat dibelanjakan di Perubahan karena sayang jika tak terserap.

“Di tahun 2020 kita lihat recofusing separuh anggaran dirasionalisasi oleh Menteri Keuangan sehingga tinggal separuh APBD Samarinda 2020, di Perubahan terlihat simpanan Silpa 600 Miliar itu, yang seharusnya dapat membuat APBD 2020 bergairah karena ada uang lagi, “ pungkas politisi yang cukup vokal di gedung  DPRD Samarinda tersebut. (DK.Com)

Penulis : @my

Editor   : Lukman

(Visited 5 times, 1 visits today)
APBD SilpaBanggar DPRDPemkot Samarinda
Comments (0)
Add Comment