SANG PEMBEBAS

Roman Sejarah dan Kiprah Petualangan Kesatria Tana Ugi, La Maddukkelleng

0 107

SELAIN perguruan-perguruan resmi kerajaan, sebenarnya di seantero negeri semenanjung Sulawesi Selatan juga memiliki perguruan-perguruan tak resmi yang namanya melambung bak pau-pau rikadong (dongeng). Beberapa dari perkumpulan itu bahkan terkenal dipimpin tokoh-tokoh sakti manrapi melebihi tokoh-tokoh resmi kerajaan.

Mereka biasanya menghuni gunung, hutan atau sungai-sungai yang sangat terpencil. Tapi sangat sedikit informasi tentang mereka karena selain tempatnya yang jarang didatangi orang, mereka juga terkadang menjaga jarak dengan kerajaan-kerajaan yang ada.

Namun, dalam tutur pembicaraan kaum pamencak, saat itu di kawasan negeri-negeri Bugis Makassar terdapat empat kekuatan besar yang bisa disebut menjadi penghulu para pamencak. Pertama adalah Perguruan I Banranga Daeng Galassing yang bermukim sekaligus menguasai Lompo Battang, yaitu deretan pengunungan tinggi yang membentang antara Bone dan Gowa. Markas perguruan ini berpusat di puncak Bawakaraeng.

Sesuai namanya, perguruan rahasia ini dipimpin oleh seorang lelaki tinggi besar bernama I Banranga.  Tidak banyak diketahui secara jelas asal usulnya. Ia muncul tiba-tiba di rimba Bawakaraeng dan menantang semua pannigara yang banyak bertebaran sebagai kelompok-kelompok kecil sepanjang pegunungan dan lembah. Ia menaklukkan semuanya dan mengangkat diri sebagai ketua para pannigara di seluruh rimba Bawakaraeng.

Ia terkenal memiliki kesaktian yang dahsyat dan manrapi, sebuah istilah untuk menggambarkan seorang pesilat sudah mencapai (manrapi) tingkat tertinggi. Ia ahli keris sekaligus terkenal memiliki kepalan sekeras batu yang mampu memecahkan kepala seekor kerbau hanya dengan satu ketukan. Selain itu, I Banranga juga seorang pegulat tangguh yang telah mencampurnya dengan jurus-jurus silat lokal. Ilmu-ilmu ciptaannya banyak diterapkan dalam latihan-latihan para serdadu kerajaan.

BERITA TERKAIT :

Ia berhasil mengorganisir para pesilat Bawakaraeng dalam satu perkumpulan yang kuat. Diam-diam ia membangun hubungan dengan dua kerajaan adidaya Gowa-Tallo dan menjadi penyuplai kesatria atau prajurit kerajaan. Meski begitu, ia sangat jarang muncul dan tak pernah terlibat urusan istana. Ia membangun kekuasaan tak resminya di rimba Bawakaraeng. Merekrut pemuda-pemuda sebagai murid lalu dijadikan kaki tangan. Sebagian dikirim ke sekolah-sekolah ketentaraan kerajaan Gowa untuk dididik menjadi perajurit tangguh.

Suplai ini dilakukannya salah satunya sebagai upaya untuk tetap terlindungi dan diakui eksistensinya sebagai guru para kesatria Gowa Tallo. I Banranga menjadi puncak tertinggi dari dunia pendekar Makassar. Ia menjadi legenda, yang ketika murid-murid menyebut namanya, mereka membungkukkan badan sebagai tanda penghormatan ke arah Bawakaraeng,

Perguruan kedua dikenal berada di Bulu Alau, yakni pegunungan Latimojong yang menghubungkan Enrekang, Sidenreng dan Toraja. Perguruan kedua ini dipimpin oleh seorang lelaki sakti tak bernama dari Mandar. Ia terkenal dengan ilmu silat yang dipadu dengan ilmu kebatinan. Murid-muridnya tersohor tak mempan senjata tajam dan mampu memukul orang dari jarak jauh. Ia juga menguasai ilmu-ilmu hitam. Dijuluki Panrita Baju Ridie, pendeta berbaju kuning.

Keseharian selalu berpakaian kuning. Jarang catatan tentangnya kecuali cerita-cerita yang tersebar dari murid-muridnya yang menjadi prajurit kerajaan Sidenreng, Balanipa, Toraja atau Duri. Di antara murid-muridnya banyak yang kemudian menjadi perwira di berbagai kerajaan. Ini makin menguatkan namanya sebagai anreguru yang manrapi. Penghulu para pesilat di dunia Massenrengpulu dan negeri-negeri sekitar Latimojong.

Nama besar berikutnya adalah Tunreng Talaga. Manusia misterius yang tinggal di Ale’ Labuaja (hutan Labuaja). Sebuah hutan terlarang di antara Tosora, Ibukota Wajo dan Paria. Meski sangat jarang terlihat, pengaruhnya mengalir sampai anak-anak sungai yang terhubung sepanjang Sungai Walennae, Cenrana, Danau tempe sampai ke simpangan Salo Unynyi. Ia terkenal dengan tenaga lemmung jiwa dan pukulan petir yang dimilikinya.

Jurus-jurus silat khasnya terdiri dari tangan kosong dan senjata. Semua dikuatkan dengan ilmu tenaga sakti yang membuat penggunanya memiliki tangan dan kaki yang mujarab. Sehingga makin tinggi tingkatan seseorang, makin jarang ia menggunakan senjata. Kaki dan tangannya telah menjadi senjata yang keampuhannya melebihi senjata tajam mana pun. (BERSAMBUNG/DETAKKaltim.Com)

Penulis : Andi Ade Lepu

(Visited 9 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!