Rambah Mancanegara, Pemkot Tarakan Dukung Pengusaha Ikan

Wawali : PAD Akan Diperoleh, Tenaga Lokal Terserap

0 217
Volume permintaan Ikan Bandeng Tambak dan ikan laut terus meningkat. Hampir seratus persen produk yang diekspor dari Tarakan ke negara tujuan melalui pelabuhan Surabaya. Akibatnya, membutuhkan waktu lebih lama.
 

DETAKKaltim.Com, TARAKAN : Suminto Halim, Presiden Direktur PT Anugerah Mina Lestari (AML) Tarakan, optimis permintaan Ikan Bandeng budidaya tambak dan ikan laut akan meningkat terus.

“Saya tidak melihat ada yang harus dikhawatirkan,” katanya malam tadi (19/10/2020) melalui telepon selulernya kepada DETAKKaltim.Com.

Berdasarkan data pemasaran sektor Perikanan, Kota Tarakan tahun 2019 menghasilkan 7.300 ton Ikan Bandeng, 13.000 ton Udang dan Kepiting, serta 8.000 ton Ikan Laut.

“Ini menunjukkan permintaan terhadap sektor perikanan dan hasil laut dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan,” ujar Suminto Halim lebih lanjut.

Tentu saja peluang bisnis ini tidak dibiarkan Presiden Direktur perusahaan yang bergerak di sektor perikanan ini berlalu.

“Kami sedang mempersiapkan diri membangun secara bertahap beberapa unit pabrik, yang berhubungan dengan produk perikanan di atas lahan seluas 36 hektar. Tahap pertama membangun unit coldstorage, pabrik es, dan dermaga,” katanya.

Tahap Kedua, lanjut Suminto, akan membangun pabrik pakan berbahan baku garbage ikan. Dan, tahap Ketiga akan membangun pergudangan umum untuk disewakan dan dermaga terminal khusus untuk semua kegiatan operasional di darat.

Permasalahan yang dihadapi, seperti dikemukakan Williater Silalahi, Direktur PT AML kepada Wakil Wali (Wawali) Kota Tarakan Efendy Djuprianto, hampir 100 persen hasil laut yang diekspor dari Tarakan, Kalimantan Utara, harus melalui pelabuhan Surabaya, Jawa Timur. Hal ini mengakibatkan perjalanan menuju negara importir membutuhkan waktu yang lama, dan hal ini tentu berdampak kepada  persaingan harga.

PT AML, misalnya, yang sudah melakukan ekspor ke China membutuhkan waktu  lebih kurang 34 hari.

“Dari Tarakan ke Surabaya dan sebelum sampai ke negara tujuan harus mampir di beberapa Pelabuhan Internasional seperti Singapura, Portland Malaysia, Hai Phong Vietnam,  kemudian China,” ujar Willy.

PT AML sudah menyiapkan unit Kapal Floating Coldstorage kapasitas muat 50 – 60 ton sebagai sarana angkutan dari Tarakan ke Tawau, Sabah, Malaysia Timur. Dari Tarakan ke Tawau hanya memerlukan waktu 14 – 16 jam dan dari Tawau ke Pelabuhan Internasional Kota Kinabalu ditempuh dengan jalan darat membutuhkan waktu 8 – 10 jam.

“Hanya dengan waktu 8 – 10 hari sudah sampai di China, artinya biaya dan waktu dapat direduksi 40 – 50%,” imbuhnya.

Tentu, peranan Pemkot Tarakan sangat besar artinya melakukan pendekatan dengan Pemerintahan Negara Bagian Sabah Malaysia Timur, untuk memperoleh izin lintas batas dan menggunakan pelabuhan menuju negara importir. Dan ini tidak hanya sampai di situ, akan dilanjutkan ke pemerintah pusat untuk mengadakan MoU antar kedua negara.

Baca juga : Setelah 11 Tahun Direncanakan, Proyek PLTA Sungai Kayan Gagal?

“Tapi ada yang luput dari perhatian pemerintah selama ini. Jika hasil laut dikelola di Tarakan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan diperoleh, tenaga kerja lokal terserap. Bayangkan jika upah Bandeng cabut duri Rp500,-/Kg X 100 ton setiap bulan, belum lagi retribusinya,” kata Efendy Djuprianto.

Untuk merangsang minat penanaman modal sektor budidaya perikanan dan perikanan laut, Pemerintah Kota Tarakan terus mendorong dan membantu memfasilitasi pelaksanaan Webinar Menarik Minat Investasi Sektor Kelautan dan Perikanan, yang dilakukan Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang diikuti PT AML Tarakan, Jum’at (16/10/2020) lalu. (DK.Com)

Penulis : SL Pohan

Editor   : Lukman

(Visited 9 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!