Narasumber Prof Darwis Hude, BPP KKSS Gelar Kuliah Ramadhan

Prof Darwis : Memiliki Kualitas Keimanan dan Makna Lailatul Qadar

0 167

DETAKKaltim.Com, JAKARTA : Semua ummat Islam memiliki potensi untuk mendapatkan cahaya turunnya Al Qur’an atau Lailatul Qadar, terutama di level ketiga atau tahapan akhir bulan suci Ramadhan.

“Kualitas Lailatul Qadar dapat menghampiri setiap hamba-Nya secara berbeda-beda, tergantung dalam kondisi apa yang dilakukan setiap hamba ketika mendapatkannya, mungkin sedang tadarus Qur’an atau tidur, di kantor, atau sedang belajar atau bertani,” kata Profesor Dr HM Darwis Hude, Direktur Pascasarjana PTIQ Jakarta pada kuliah Ramadhan via Zoom BPP KKSS, Sabtu (23/4/2022).

Menurut Prof Darwis Hude, salah satu hikmah diturunkannya Lailatul Qadar, adalah untuk mendekatkan kualitas keimanan ummat Nabi Muhammad SAW dengan ummat-ummat sebelumnya, seperti pengikut Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim.

Mereka itu memiliki umur yang panjang. seperti Nabi Nuh yang hampir mencapai seribu tahun, yakni 950. Sementara kita, ummat Nabi Muhammad umumnya hanya berkisah 60-80 tahun. Perbedaan jumlah umur itu tidak menjadi penghalang untuk mendekatkan kualitas keimanan, dan nilai pahala setiap hamba Allah yang taat.

Tentang penulisan dan makna kata “takwa,” lanjut Prof Darwis Hude, itu langsung disalin karena belum ditemukan arti takwa dalam bahasa Indonesia. Seluruh proses ibadah atau aktivitas yang kita lakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah, bisa disebut sebagai takwa.

Baca Juga :

Secara sederhana, takwa dapat dipahami sebagai “rasa takut” dan ingin mendekatkan diri kepada Allah. Penyebutan predikat takwa pada Surah al-Baqarah, ujung ayat 183 adalah hadiah yang dijanjikan oleh Allah kepada setiap hamba-Nya yang rajin beribadah, terutama berpuasa di bulan suci Ramadhan.

Tentang makna Lailatul Qadar dan proses turunnya Al-Qur’an, menurut Prof Darwis Hude, itu bisa dijelaskan bahwa sebagian ulama berpendapat bahwa Al Qur’an secara utuh itu diturunkan sekaligus dari Allah untuk disimpan di arsip dunia, bernama: “Lauhin Mahfuz.”

Sebelum Jibril menyampaikan ayat-ayat suci Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad, itu belum pernah didengar oleh telinga, belum pernah dibaca, dan belum pernah terlintas di benak manusia.

Dan proses diturunkannya kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, itu disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan ummat muslim ketika itu, karenanya ia diturunkan secara berangsur-ansur, dan itu dihapal dengan baik susunan dan urutannya oleh Nabi Muhammad.

Jibril bertugas datang tiap tahun, di bulan suci Ramadhan untuk menghampiri dan mengecek hapalan Nabi Muhammad.

Kegiatan Kuliah Ramadhan ini disambut baik Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPP KKSS), H Muchlis Patahna.

“Atas nama seluruh Pengurus dan Warga KKSS di seluruh Indonesia dan luar negeri, kami merasa tercerahkan oleh materi kuliah Ramadhan yang luar biasa dari Prof Darwis Hude. Ke depan kita semua ingin menjadi hamba-hamba yang memiliki kualitas hidup sesuai profesi dan peran kita,” kata H Muchlis Patahna, Ketua Umum BPP KKSS.

KKSS ini luar biasa, kata Muchlis, memiliki ratusan guru besar dan doktor.

“Kita berharap hasil kuliah-kuliah Ramadhan ini dapat dibukukan dengan baik agar bisa dibaca oleh saudara-saudara kita yang tidak sempat mengikuti kuliah online ini, dan terima kasih kepada Departemen Kerohanian di bawah koordinasi Prof Dr Awaluddin Tjalla dan kawan-kawan.” pungkas Ketua Umum.

Kuliah Ramadhan kemarin dipandu oleh Dr Ridwan sebagai moderator, Ardhana sebagai protokol, dan materi kuliah ini diringkas oleh M Saleh Mude. (DETAKKaltim.Com)

Penulis : M Saleh Mude

Mahasiswa Hartford International University (HIU), AS.

Editor   : Lukman

(Visited 16 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!