Karena Bendali, Perumahan Bumi Katulistiwa Disorot Komisi III

0 185

DETAKKaltim.Com, BALIKPAPAN : Komisi III DPRD Kota Balikpapan secara khusus akan memanggil pengembang Perumbahan Bumi Katulistiwa Residence, Sungai Ampal terkait adanya dugaan kelalaian dalam pengerjaannya  pembangunan Bendungan Pengendali Air (Bendali).

Sebelumnya dalam sidak Rabu siang lalu, Komisi III sempat dibuat tercengang. Air limpasan dari kawasan perumahan yang belum semuanya dibangun, mengalir begitu saja ke wilayah pemukiman penduduk di bawahnya. Sedangkan posisi perumahan berada di bagian atas jalan AMD Sungai Ampal. Dari pengamatan Wartawan DETAKKaltim.Com, komplek perumahan yang dibangun pengembang tergolong menengah ke atas. Di sana, total luasan 70×14 meter dibandrol harga Rp650 juta/unit.

Ketua Komisi III DPRD Kota Balikpapan Andi Arif Agung menyayangkan, proyek perumahan yang dilakukan pengembang tidak memiliki bozem atau bendali. Ia juga menduga hal ini diluar sepengetahuan pihak BLH dan DTKP.

“Mereka kita undang khusus bersama DTKP,” ujarnya baru-baru ini.

Dia juga menambahkan, beberapa catatan yang menjadi atensi pihak Komisi III meliputi saluran pembuangan air yang dinilai tak terbangun secara jelas.

“Buangan air tidak jelas tampungannya, parit stop di ujung jalan di tanah masyarakat. Ini yang kita minta site plan dulu. Mana bozemnya, berapa luas,” keluhnya.

Dalam sidak Rabu lalu, tidak ada satupun pihak pengembang termasuk pengawas proyek menanggapi karena  tidak berada di tempat.

“Namanya sidak dadakan, mungkin mereka nggak paham. Nanti kita panggil khususlah,” katanya.

Dalam sidak diketahui, baru beberapa rumah terbangun, sedangkan hamparan tanah terbuka yang cukup lama itu dibiarkan begitu saja tanpa ada pengelolaan aliran air yang direncanakan. Terhadap Hal ini, BLH Kota Balikpapan mengakui masih lemahnya pengawasan.

Maskun, Kasi Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan (Wasdal) berjanji akan segera mengirimkan surat kepada pengembang perumahan itu. Dia memperkirakan, pengembang kemungkin sudah membuat bendali namun areal tertutup sedimen lumpur.

“Karena sedimentasi tinggi ya mungkin tertutup. Ini kayaknya bendalinya karena tertutup nggak  kelihatan lagi,” ujarnya. (Rsk)

(Visited 9 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!