Asrama Mahasiswa Sulsel Diserobot Mafia? Said Didu Galang Dukungan

0 236

DETAKKaltim.Com, JAKARTA : kasus berpindah tangannya beberapa aset asrama Mahasiswa Latimojong di berbagai kota seperti Malang, Surabaya, Yogyakarta dan terakhir di Bogor (walau masih dilakukan Peninjauan Kembali) ditengarai dilakukan oleh mafia tanah yang membuat sertifikat palsu terhadap asset-asset tersebut.

Seperti halnya kasus Asrama Latimojong Bogor, asset tersebut diperoleh Mahasiswa dari asset Warga Negara Belanda (Nasionalisasi) tapi terbit sertifikat atas nama orang lain dan ternyata setelah ditelusuri nama pada pemilik sertifikat, sesuai surat keterangan Kemenkumham, nama tersebut bukan WNI. Atas alasan sertifikat itulah ada orang bernama Al Gozali, mengaku telah membeli Asrama Latimojong tanpa sepengetahuan Mahasiswa dan Pemda Sulsel.

Salah satu eks asrama Latimojong. (foto : SM)

Atas dasar itu pulalah, M Said Didu, salah seorang alumni Asrama Mahasiswa Latimojong di Bogor, jebolan Insitut Pertanian Bogor (IPB) dan tokoh asal Sulawesi Selatan yang memahami sejarah Asrama Latimojong Bogor, bersama beberapa alumni dan Mahasiswa membentuk forum perjuangan Latimojong agar Asrama Latimojong lainnya tidak hilang.

Informasi yang diberhasil dihimpun kontributor media ini menyebutkan, Said Didu telah turun beberapa kali ke lapangan membela dan mengadvokasi junior-juniornya, penghuni Asrama Latimojong agar jangan mudah menyerah dan menyerahkan Asrama begitu saja.

Said Didu mengatakan, ia dan sejumlah rekannya tidak rela asrama Latimojong berpindah tangan ke pemilik baru Al Gozali karena masih ada peluang upaya hukum, Peninjauan Kembali (PK).

Belakangan diketahui, Said Didu sudah mulai mencium gelagat dan bau sumir ada mafia di balik kekalahan dan penyerobotan paksa asrama Latimojong Bogor. Jika ini benar. Sangat membahayakan masa depan asset-asset asrama anak-anak Sulsel yang tergabung dalam Asrama Mahasiswa PB IKAMI di pulau Jawa, khususnya seperti di Malang, Surabaya, Yogyakarta, Bandung dan Bogor.

Said Didu beserta sejumlah rekannya yang tergabung dalam Forum Perjuangan Latimojong berharap agar Pemda Sulsel dan Ketua Umum BPP KKSS, segera membentuk tim gabungan dan independen agar bisa mendapatkan data dan fakta yang menjadi faktor penyerobotan dan pengusiran paksa anak-anak Mahasiswa asal Sulsel dari asramanya, yang selama ini ditempati belajar dengan aman dan memiliki nilai sejarah.

Menurutnya, mafia dan aktor penyerobotan asrama-asrama Mahasiswa Latimojong di seluruh Indonesia memiliki modus dan aktor yang sama. Ada di depan mata.

“Pemda dan BPP KKSS harus segera turunkan tim. Saya dan kawan-kawan siap bantu suplai data dan fakta lapangan. Penyerobotan dan pengusiran paksa ini kelihatan kok banyak keganjilannya,” pungkas Said Didu dengan nada tinggi dan prihatin beberapa waktu lalu. (Salehmude).

(Visited 32 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!