Sukses, Pagelaran Bugis International Night Pukau Ribuan Penonton

0 178

DETAKKaltim.Com, JAKARTA : Pegelaran Bugis International Night (BIN), Jum’at (13/5/2016) malam di Gedung Kementerian Pariwisata Jakarta menuai sukses. Acara ini digagas dan diprakarsai oleh Panitia bentukan Pengurus Besar Keluarga Bugis Sidenreng Rappang (PB KEBUGIS) sekitar dua bulan sebelumnya.

Acara malam internasional itu dihadiri oleh ribuan tamu dan undangan dari berbagai status sosial dan profesi, termasuk Peserta Kursus Internasional dari Lemhannas RI dari berbagai negara. Dari berbagai perwakilan Negara sahabat, India, Spanyol, Taiwan, Jerman, dan lain-lain. Mereka adalah pecinta, penikmat dan penggemar seni budaya internasional.

Bugis International Night Show
Bugis International Night Show

Acara dimulai dan dibuka oleh Protokol Devi dan Evelin tepat Pukul 19:00 dan berakhir pada Pukul 22:10 WIB dengan berbagai suguhan acara. Mulai  menyanyikan Lagu Indonesia Raya dipandu oleh Uci, panitia. Acara kedua, menyanyikan Mars KEBUGIS Lagu Wanuaku Sidenreng Rappang, dipandu oleh Machica Muchtar, artis nasional dan beken tahun 80 dan 90-an dan diiringi oleh Tim Simponi Kecapi asuhan Ibu Emma Rachma.

Acara ketiga, pembacaan doa oleh Bapak H Maserang Dahlan. Acara keempat, Laporan Ketua Panitia Muhammad Akbar Ali. Selanjutnya acara pemutaran film berjudul “Imagine Bugis’s Culture”.

Film ini berdurasi pendek, hanya 10 menit untuk mengenalkan profil, seni dan budaya Bugis yang terkenal suka merantau (sompe’) dan menetap di suatu wilayah dalam dan luar negeri dengan tetap memelihara bahasa dan adat-istiadatnya, sistem pemerintahan demokrasi manusia Bugis yang tekenal Addatuang.

 Selan itu juga diperkenalkan jenis kuliner: makanan dan minuman khas: barongko, katiri sala, sanggara balanda, cucuru tenne, roti berre, sampai praktek dan tradisi adat-istiadat yang dapat diungkapkan lewat seni tari seperti: Pakkacaping, Tari Marellau Pammase Dewata, Tari Empat Etnis dan Tari Pabissu yang masih terjaga seperti Mallettu Ada (Melamar-red), Mappabotting (Menikahkan-red), dan jenis fashion seperti Lipa Sabbe (Sarung Sutera-red), Songko Pamiring dan Baju Tokko/Bodo, terutama kepada tamu-tamu asing dari luar negeri seperti perwakilan Kedutaan India, Spanyol, maupun warga Negara asing yang sudah bermukim di Indonesia seperti dari Negara Pakistan, Jerman, Taiwan, dan lainnya.

Panitia BIN'S
Sebagian Panitia Bugis International Night Show. (Dok.Kebugis)

Acara berikutnya sambutan Ketua Umum KEBUGIS Dr M Said Saile yang di akhir sambutannya dengan nada optimis menawarkan ke seluruh hadirin, siap menginisiasi pembentukan lembaga atau yayasan Pusat Budaya Bugis. Lembaga ini dipandang penting dan mendesak karena belum ada lembaga bertaraf nasional dan internasional yang bisa diklaim sebagai pusat kajian, studi, dan pengembangan nilai-nilai seni dan budaya orang Bugis.

“Lembaga ini diharapkan segera terbentuk dan diprakarsai oleh para tokoh, pakar, pengkaji dan pengamat seni dan budaya Bugis. Lembaga ini akan membuka kelas short program jika ada orang asing dari luar negeri yang ingin belajar kilat bahasa dan budaya Bugis,” kata Said Saile.

Sambutan lainnya datang dari perwakilan BPP KKSS Drs H Abd Karim, MM dan Wakil Presiden diwakili oleh H Mohammad Alwi Hamu, Staf Khusus Wapres yang juga adalah Ketua Dewan Pembina PB KEBUGIS. Kemudian diisi berbagai seni dan tari seperti Tari Khatak dan lagu dari Jawaharlal Nehru Indian Cultural Center (JNICC) yang dipandu langsung oleh Atase Kebudayaan Duta Besar Indian Mr Rohit Babbar. Kemudian dilanjutkan hiburan lagu Bugis “Indo Logo” oleh Macicha Muchtar dan diiringi oleh Simponi Kecapi asuhan Emma Rachma.

Indo Logo adalah sebuah lagu klasik yang sering dinyanyikan oleh ibu-ibu di kampung Bugis, Syair lagu Indo Logo mengandung doa dan impian besar sang ibu agar bayinya kelak  cepat tumbuh sehat menjadi anak yang pintar, baik hati dan sukses membahagiakan keluarga dan kampung halamannya.

Ribuan
Ribuan tamu dan undangan terpukau pagelaran berbagai seni dan tradisi Bugis. (Dok.Kebugis)

Sebelum ditutup Bugis International Night disempurnakan oleh berbagai jenis hiburan musik instrumental dari Spanyol dan Tarian Empat Etnis dari tanah Bugis pimpinan Emma Rachma dan ditutup Tari Pabissu, sebuah tarian klasik Bugis yang berbau mistik, keempat pemain (aktor) utamanya memulai pentas dengan ritual bahasa Bissu yang diyakini sedang berkomunikasi dengan Sang Dewa (Dewata, Tuhan].

Hiburan 30 menit ini di menit-menit terakhir mendebarkan dada dan jantung penonton yang memenuhi ruangan Balairung Sapta Pesona. Mengerikan, Pabissu menusuk-nusuk tangan, lengan, dada dan perutnya benda tajam, keris dan kelihatan kulitnya kebal. Tarian ini didatangkan dikirim oleh Pemda Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan atas permintaan Panitia BIN.

Tarian Pabissu ini menyita perhatian penonton dan membikin decak kagum tamu-tamu manca-negara, sampai atase kebudayaan India Mr Rohit Babbar kepincut ingin berkolaborasi KEBUGIS dalam paggelaran seni dan budaya yang lebih besar di masa mendatang, bahkan mengundang tim kesenian KEBUGIS jalan-jalan dan pentas di negaranya, India. Kota Film Bollywood. (M. Saleh Mude)

 

(Visited 11 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!