Silaturrahmi, Presidium CDOB Samarendah Baru Kembali Berkumpul

Lama Tidak Bertemu, Jafar : Ini Silaturrahmi

0 71

DETAKKaltim.Com, SAMARINDA : Lama vakum dari kegiatan-kegiatan pertemuan lantaran merebaknya Covid-19, para tokoh penggagas dan penggerak pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Samarendah Baru akhirnya kembali bisa bertemu, Rabu (1/2/2023) Pukul 11:30 Wita.

Pertemuan yang dikemas dalam ajang silaturrahmi digelar di Lanakila Social Bar dan Resto di Kawasan Jalan Merak, Samarinda, dihadiri sejumlah tokoh Samarinda Seberang, Palaran, dan Loa Janan Ilir. Dimana ketiga daerah inilah yang diperjuangkan untuk dijadikan sebagai DOB, yang bertujuan mempercepat terwujudnya kesejahteraan sekitar 150 ribu masyarakat di daerah itu.

Tokoh yang hadir dalam pertemuan silaturrahmi itu di antaranya Jafar Abdul Gaffar sebagai Ketua Presidium, Jasno sebagai Sekretaris, Laila Fatihah, Joha Fajal, Anhar SK, Samri Shaputra, Guntur, dan juga mantan Pj Wali Kota Samarinda Meiliana serta beberapa lagi lainnya.

Dalam pertemuan yang berlangsung penuh keakraban dan semangat mewujudkan DOB Samarendah Baru, Jafar menyampaikan perkembangan terakhir mengenai kajian akademis yang disebutkannya belum selesai meski naskahnya telah disusun tim kajian dari para ahli.

Disebutkan belum selesai meski naskahnya telah disusun, lantaran belum dipresentasikan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda dan di Pemerintah Kota Samarinda. Apakah setuju atau tidak setuju, atau ada yang perlu direvisi.

“Ini perlu dilakukan baru dikatakan selesai,” kata Jafar.

Meski tahapan itu disebutkan belum dilakukan tim kajian, Jafar berharap Presidium CDOB Samarendah Baru tetap bergerak memperjuangkan terbentuknya DOB Samarendah Baru, dengan melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait baik di daerah maupun di tingkat pusat.

Termasuk dengan akademisi, dan anggota Dewan Perwakilann Daerah (DPD) asal Kaltim, serta anggota DPR RI asal Kaltim.

Baca Juga :

Momentum kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) di Kaltim, dinilai bisa menjadi salah satu pendorong terbentuknya DOB Samarendah Baru.

Sebagaimana disampaikan salah satu peserta rapat dalam silaturrahmi itu, berdasarkan informasi yang diperolehnya. Jika IKN nanti hadir di Kaltim, maka diperkirakan ada penambahan Kabupaten/Kota sekitar 3 sampai 5 di Kaltim.

“Kalau itu terjadi, semestinya Samarinda Seberang itu salah satunya,” kata Ibnu.

Terkait rekomendasi pembentukan DOB, Joha Fajal menyampaikan pada masa Pemerintahan Wali Kota Syaharie Jaang telah ada rekomendasi yang dikeluarkan. Sehingga ia menilai itu bisa digunakan, dan tidak lagi berpikir mendapatkan rekomendasi dari Wali Kota yang baru.

“Jadi saya kira, sesuai dengan dokumen asli yang lama itu yang kita gunakan,” jelas Joha.

Menurut Joha, pembentukan DOB itu memang lahir dari dorongan kelompok masyarakat yang mengajukan. Pemerintah tidak pernah mengajukan DOB, karena kelompok masyarakat sudah masuk sehingga ia berpendapat pemerintah hanya sebagai pendamping.

“Kita jangan sebagai pendamping, tapi kita yang utama. Pemerintah yang dampingi kita, jangan dibalik,” jelas Joha.

Salah satu yang hadir dalam silaturrahmi itu, Andi Ade Lepu, seorang warga Samarinda yang lama tinggal di Samarinda Seberang kawasan Pasar Baqa. Meski ia mengaku tidak lagi bermukim di tempat itu, namun ia mengungkapkan secara emosional merasa Samarinda Seberang sudah saatnya untuk dimekarkan.

“Dari kajian historis juga masuk, sebenarnya Samarinda itu di sana. Di Samarinda Seberang, bukan di kota ini. Kampung tertua juga di Samarinda ini, Mangkupalas itu. Sejarah Samarinda juga diawali di sana,” jelas Andi Ade yang menulis buku Roman Sejarah Sang Pembebas, Kiprah Petualangan Kesatria Tana Ugi, La Maddukkelleng, yang bersinggungan sejarah dengan Samarinda Seberang.

Andi Ade juga mengungkapkan, ia sependapat dengan Anhar. Perjuangan ini harus beriringan antara politik di tingkat elit dengan politik di akar rumput. Karena, menurutnya, kalau mau disebut lawan utama dari pembentukan DOB itu adalah Pemerintah Daerah.

“Dimana-mana ketika Pemerintah Daerah tidak setuju, maka itu berat,” jelas Andi Ade.

Iapun berpendapat, memperjuangkan DOB itu bukan hanya soal kajian dan pelibatan politik. Tapi butuh waktu yang lama dan kesabaran. Sebagaimana ia pernah alami dalam proses pembentuk Kalimantan Utara, dimana ia mengaku terlibat secara serius dengan Jusuf SK (alm.).

Karena itu, ia ingin ini dimasukkan sebagai gerakan rakyat Samarinda Seberang. Sehingga arus itu sangat kuat di bawah, DPD juga jalan, dan tekanan ke Pemerintah Daerah juga jalan.

“Jadi memang ini harus menjadi orkestrasi yang berimbang, di bawah dan di atas,” kata Andi.

Sejumlah poin penting dihasilkan dalam silaturrahmi yang berlangsung sekitar 3 jaum itu, yang akan ditindak lanjuti Dewan Presidium CDOB Samarendah Baru. (DETAKKaltim.Com)

Penulis : LVL

(Visited 9 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!