Satu Lagi Kasus Covid-19 Meninggal di Kaltim

Tercatat 417 Kasus Positif, 313 Sembuh, 5 Meninggal

0 350

DETAKKaltim.Com, SAMARINDA : Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Andi Muhammad Ishak dalam rilis persnya menyampaikan informasi terkait kasus konfirmasi Covid-19 yang meninggal hari ini, Jum’at (19/6/2020) Pukul 19:00 Wita.

Kasus yang meninggal tersebut berasal dari Kutai Timur, KTM 44 Laki-laki (62) merupakan kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Warga Kutai Timur yang telah dirawat di RSUD Taman Husada Bontang.

Data Perkembangan kasus Konfirmasi, Sembuh, dan Meninggal per 19 Juni 2020. (Sumber : Dinkes Kaltim)

“Kasus dengan co-morbid Hipertensi, Stroke Hemoragik dan menggunakan ventilator. Kasus terkonfirmasi Covid-19 18 Juni 2020, kondisi kasus memburuk dan dinyatakan meninggal dunia pada 19 Juni 2020 Pukul 13:03 Wita,” kata Andi dalam rilisnya.

Selain itu, dalam rilisnya, Andi juga menyampaikan penambahan kasus yang dilakukan pemeriksaan laboratorium Covid-19 dengan hasil positif (konfirmasi) Covid-19 sebanyak 12 kasus.Di Kutai Kartanegara 1 kasus, Kutai Timur 1 , Balikpapan 9, dan Samarinda 1 kasus.

Sedangkan penambahan kasus yang dilakukan pemeriksaan laboratorium Covid-19 dengan hasil negatif sebanyak 6 kasus. Di Kutai Barat 5, dan Kutai Kartanegara 1 kasus.

Untuk kasus terkonfirmasi Covid-19 yang dilaporkan sembuh sebanyak 3 kasus. Di Kutai Kartanegara 1, Paser 1, dan Balikpapan 1 kasus.

“Seluruh kasus tersebut dinyatakan sembuh karena dari hasil laboratorium rujukan Covid-19 dinyatakan dua kali dengan hasil negatif,” jelas Andi.

Selain itu, hasil pemeriksaan klinis dari dokter penanggung jawab pelayanan yang merawat kasus konfirmasi Covid-19 tersebut menyatakan bahwa secara klinis memiliki kondisi sudah sangat baik, tidak ada gejala.

Hingga kini, tercatat 417 kasus yang dinyatakan positif di Kaltim. 313 telah sembuh, 5 meninggal, dan 99 dalam perawatan.

Adanya kasus yang meninggal, diharapkan Andi dapat menjadi gambaran untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian.

“Istilah new normal bukan berarti kita kembali normal seperti sebelumnya. Tentunya diartikan kita melakukan perubahan tata prilaku, tata kebiasaan untuk bisa beraktivitas secara normal tapi diiringi dengan adaptasi kebiasaan baru, yaitu tetap secara patuh melaksanakan protokol kesehatan,” jelas Andi. (DK.Com)

Penulis : LVL

(Visited 8 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!