Petani Gagal Panen, Tuding Akibat Pencemaran Lingkungan Aktivitas Tambang

0 128

DETAKKaltim.Com, SAMARINDA : Gagal panen diduga karena akibat pencemaran lingkungan harus dialami oleh warga Dusun Tudungan  RT 06, Kelurahan Jembayan Tengah, Kecamatan Loa Kulu Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur.

Seorang warga menunjukkan kepada Muhammad Samsun, anggota DPRD Kaltim, Sungai kecil yang dinilai kualitas airnya menurun akibat aktivitas tambang batubara. (foto:Hae)

“Sebelum adanya tambang batubara di sini hasilnya panen sangat normal, sekarang hasil panen Petani kita sangat merosot karena sering lumpur masuk,” kata Wahid, Ketua RT 06 Dusun Tudungan kepada Wartawan DETAKKaltim.Com bersama sejumlah awak media lainnya di sawah yang kering milik warga, Selasa (22/8/2017).

Menurut keterangan warga, awal mula pertambangan batubara itu dibuka sejak tahun 2008. Pencemaran lingkungan mulai dirasakan ditahun 2013 setelah perusahaan lainya menyusul, yang hingga saat ini masih beroperasi.

Bukan hanya gagal panen, sumber air yang biasa mereka dapat dari aliran sungai kecil di pemukiman tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, saat ini kualitasnya juga menurun.

“Beginilah keadaan kami, sekarang air yang kami konsumsi untuk minum harus beli, karena ekonomi terbatas terpaksa mandi, dan kebutuhan lainnya menggunakan air yang ada,” ucap Asbudi, salah seorang warga.

Diketahui di Desa ini ada 3 perusahaan tambang batubara yang beroperasi di sekitar pemukiman dan perkebunan atau pertanian milik warga. Masing-masing PT Mega Prima Persada (MPP),  PT Multi Harapan Utama (MHU) dan PT Mahakam Prima Akbar Sejati (MPAS).

Atas apa yang disampaikan oleh masyarakat terkait permasalahan pencemaran lingkungan, Komisi III DPRD Kaltim beserta pihak Kecamatan, Dinas Lingkungan Hidup, dan pihak perusahaan melakukan tinjauan ke lapangan, untuk melihat langsung kondisi di sana.

Dari penglihatan secara kasat mata memang terlihat air Sungai kecil di Dusun Tudungan sangat keruh, bahkan ada aliran Sungai kecil yang saat ini kondisinya sudah tidak dialiri air. Namun untuk mengetahui apakah kualitas air sungai kecil tersebut buruk atau tidak harus melewati uji laboratorium.

“Dari hasil tinjauan ini, sudah jelas kalau kita lihat secara kasat mata ada kerusakan, mulai dari Sungai kecil, Sawah warga yang kering. mungkin salah satu penyebabnya dari tambang batubara, hanya saja kita harus menunggu uji Lab (Laboratorium) untuk mengetahuinya,” kata Muhamad Samsun, anggota DPRD Kaltim yang turut hadir dalam peninjauan itu.

Baca juga : Panen Raya, Mustaqim Makan Bersama Petani di Tengah Sawah

Samsun juga menyebutkan jika ia bisa melihat dan merasakan ada dampak sosial, karena itu pihaknya berkomitmen untuk sama-sama menyelesaikan permasalahan ini.

“Dewan sifatnya memfasilitasi, bukan sebagai pengambil keputusan. Saya berharap kondisinya aman saja tanpa ada intimidasi, terutama yang berkaitan dengan SARA,” pungkasnya. (Hae)

(Visited 12 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!