Novel Diserang, Bambang : Pemberantasan Korupsi Ditikam di Ulu Hatinya

0 52

DETAKKaltim.Com, JAKARTA : Masyarakat Indonesia tersentak dengan peristiwa yang menimpa Novel Baswedan. Di saat penyidik senior KPK tersebut sedang menangani perkara besar,  justru mendapat serangan langsung terhadap dirinya dengan disiram air raksa (keras), Selasa (11/4/2017) Subuh.

Tindakan ini diduga punya kaitan dengan proyek korupsi e-KTP yang tengah ditanganinya. Mengingat Novel sebagai Ketua Satgus penyidikan korupsi proyek bernilai Rp5,9 triliun tersebut.

Kejadian ini sontak menuai berbagai kecaman. Aliran dukunganpun datang dari berbagai kalangan, termasuk NGO dan para eks pimpinan KPK. Mereka datang ke Gedung KPK menuntut agar masalah ini cepat dituntaskan.

Bambang Widjayanto, mantan Wakil KPK misalnya tiba di Gedung KPK, sekitar Pukul 11:45 Wita. Tidak lama berselang disusul Busyro Muqoddas, mantan Ketua KPK yang tiba sekitar Pukul 12:00 Wita. Selain itu juga hadir Nurcholis Hidayat dari LBH Jakarta dan Koordinator Kontras Haris Azhar.

Saat kejadian, Novel baru selesai salat subuh di Masjid Al Ikhasan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, tidak jauh dari kediamannya. Dia di siram dengan air keras oleh dua orang tak dikenal, menggunakan sepeda motor.  Siraman itu mengenai wajah Novel. Penyiraman dilakukan hanya sekali.

Busyro mengatakan, tindakan penyerangan terhadap Novel adalah tindakan yang dikategorikan sebagai teroris. Dan punya kaitan erat dengan proyek e-KTP yang tengah ditanganinya. Karena Novel sudah berulang kali mendapat tindakan yang sama seperti kasus-kasus sebelumnya. Menurutnya, serangan ini, bukan hanya Novel secara personal tapi KPK secara institusi. Karena KPK sedang fokus menangani berbagai perkara grand corruption (korupsi besar).

Busyro berharap agar Presiden Joko Widodo turun tangan menginstruksikan pembentukan tim gabungan, baik dari Polri, NGO, Akademisi, dan lainnya untuk memburu pelaku.

“Karena kejadian ini bukan pertama kali, makanya negara harus turun tangan,” sebut Busyro saat menggelar Konfrensi Pers di ruang pers Gedung KPK, Selasa (11/4/2017).

Senada, Bambang Widjayanto mengatakan tindakan ini harus dikualifikasi teroris. Karena sudah di luar batas. kejadian seperti ini harus dituntaskan hingga menemukan pelakunya. Karena jika tidak, maka tindakan teror ataupun sejenisnya terhadap penegak hukum tak akan pernah berakhir. Ini akan terus menerus terjadi.

“Upaya pemberantasan korupsi tengah ditikam di ulu hatinya,” kecamnya.

Bambang kemudian menyebutkan perlu ada upaya yang lebih strategis dan antisipatif dilakukan, bukan hanya KPK tapi juga lembaga yang berwenang lainnya sebagai bentuk antisipasi. Apalagi dalam Nawacita Jokowi, menyebutkan negara tidak akan absen terhadap penanganan masalah korupsi.

“Sekarang dengan adanya kejadian ini harusnya menjadi momentum, apakah negara absen atau gagal dalam memberikan jaminan bagi pihak keamanan yang sekarang tengah memberantas kasus korupsi secara serius,” imbuhnya.

Menurutnya, Novel merupakan penyidik autentik yang harus dilindungi. Sebab sudah beberapa kali mengalami hal serupa saat menangani masalah-masalah besar.

“Kehadiran kami di sini merupakan bagian dari apresiasi dukungan. Kita, kalian, juga Novel harus melawan terhadap terhadap para koruptor yang tengah memberi ancaman serius,” tegasnya.

Hanya saja, Bambang tidak ingin terburu-buru  menyimpulkan siapa aktor di belakang penyerangan ini. (DK9)

(Visited 8 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!