Kasus Penyerangan Penyidik KPK, Haris : Novel Sudah Diintai

0 57

DETAKKaltim.Com, JAKARTA : Peristiwa yang menimpah Novel Baswedan berawal ketika ia usai menunaikan Shalat Subuh di sekitar kediamannya, di Masjid Al Ikhsan, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2017) Subuh.

Kronologis peristiwa disampaikan Haris Azhar saat gelar jumpa Pers bersama Bambang Widjayanto dan Busyro Muqoddas di Gedung KPK. Dibeberkan Haris, usai shalat Novel beranjak duluan keluar dari masjid di tengah jama’ah lain masih melakukan doa atau zikir. Saat itu Novel memang terlihat sendirian, tidak ada jama’ah lain karena masih di dalam masjid.

Situasi di sekitar kompleks gelap karena subuh. Saat itu meluncur dua orang berboncengan menggunakan sepeda motor dan helm lalu menyiram Novel tepat di bagian wajah, dan mengenai matanya. Siraman dilakukan hanya sekali.

Begitu disiram, Novel langsung membuka baju panjang yang digunakannya saat shalat langsung mengusap matanya dan berteriak minta tolong sambil berlari mencari air. Begitu dengar teriakan, jama’ah lainnya yang ada di masjid langsung berlari keluar. Semula Novel sempat mengira bahwa penyerang adalah tetangga yang akan menyapanya.

“Itu peristiwa yang kami temukan awal saat tim kami melakukan identifikasi di lapangan,” terang Haris Azhar di Ruang Pers Gedung KPK, Selasa (11/4/2017).

Lanjut Haris, informasi yang dihimpun dari tetangga sekitar. Beberapa hari terakhir sering ditemukan orang-orang baru atau yang tidak dikenal sering melintas di kawasan kediaman Novel. Orang-orang tersebut bukan hanya mengetahui kediaman Novel tapi juga bahkan mengikuti beberapa aktifitas Novel secara pribadi.

“Misalnya di saat Novel shalat, mereka juga bahkan mengikuti shalat guna mengintai Novel,” jelasnya.

Berita terkait : Novel Diserang, Bambang : Pemberantasan Korupsi Ditikam di Ulu Hatinya

Pasca penyerangan, Novel sempat meminta istrinya untuk melakukan hubungan telpon dengan orang-orang yang berada dalam daftar kontak di telepon seluler milik Novel. Hingga pagi, Polres Jakarta Utara sudah bekerja melakukan identifikasi.

“Dari rangkaian itu bahwa sebetulnya Novel sudah diintai beberapa hari sebelum penyerangan,” tegasnya.

Penyerang diduga memiliki informasi yang sangat detail mengenai aktifitas Novel, lanjut Haris, sampai pada tingkatan aktifitas personal seperti shalat dan lainnya. Kemudian serangan juga dilakukan secara spesifik langsung mengenai muka atau wajah Novel.

a penyerangan dilakukan secara terorganisanir karena ketika Novel keluar dari kerumunan jama’ah, hanya dalam waktu beberapa menit saja langsung dimanfaatkan oleh penyerang, jelas Haris. (DK9)

 

(Visited 5 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!