Mahasiswa Kaubun Kembali Sorot Jalan Rusak di Kutim

Hasbi : Berharap Agar Jalan Ini Segera Diperbaiki

0 288

DETAKKaltim.Com, KAUBUN : Mahasiswa Kaubun kembali menyoroti infrastruktur jalan di Kecamatan Kaubun, Kutai Timur. Terutama jalanan umum jalur Provinsi penghubung antar Kabupaten/Kota yang merupakan akses vital bagi masyarakat, yang mengalami kerusakan dimana-mana.

“Kita berharap agar jalan ini segera diperbaiki karena kondisi jalan yang sudah sangat parah, sebab kita tahu sendiri jalan ini merupakan jalan yang menghubungkan antar dua Kabupaten dan juga Provinsi,” kata Ketua Ikatan Keluarga Besar Mahasiswa (IKBM) Kaubun Muhammad Hasbi Mo’a, Rabu (11/8/2021).

Apabila musim hujan, kata Hasbi, sangat berlumpur dan licin. Apabila musim kemarau, maka jalan ini sangat berdebu.

“Bukan lagi debu halus tapi sudah kayak butiran Pasir yang beterbangan, sehingga kalau berdebu sudah pasti tidak baik udara yang dihirup oleh masyarakat yang bermukiman di pinggir jalan poros ini. Kerugian juga pasti dirasakan oleh para pelaku usaha, seperti rumah makan dan usaha lainya,” ungkapnya.  

Menurut Hasbi, meski status jalannya itu adalah Jalan Provinsi, ia juga tidak ingin persoalan ini dilempar sana di lempar sini seperti Bola. Meski itu jalan jalur Provinsi, maka Pemerintah Kabupaten tidak seharusnya mengaggap itu tidak perlu menjadi perhatian khusus Pemerintah Kabupaten.

“Kita berharap peran komunikasi dan koordinasi antar Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Kutai Timur harus tetap jalan. Sebab kalau dilihat dari fungsinya, punya tanggung jawab yang sama yaitu fungsi pembangunan. Sehingga kegiatan mobilatas masyarakat bisa berjalan seyogianya,” imbuh Hasbi.

Selanjutnya, dihubungi terpisah Yohanes Richardo Nanga Wara selaku Dewan Pembina IKBM Kaubun mengatakan, mestinya ada pertanggung jawaban perbaikan terkait rusaknya jalanan yang diakibatkan oleh kendaraan perusahaan, baik Pertambangan Batubara maupun Perkebunan Sawit.

Padahal Kaubun berada di tengah Perusahaan Pertambangan Batubara dan Perkebunan Kelapa Sawit, mestinya berkesinambungan tentang program infrastruktur menjadi prioritas penting. Bagaimana mungkin kinerja terlihat baik jika faktanya banyaknya kerusakan, dan pencemaran lingkungan yang berdampak buruk bagi masyarakat,” ungkapnya.

Baca Juga :

Richardo, Mahasiswa Universitas Mulawarman Fakultas Ilmu Sosial dan Politik mengatakan, pembangunan akses transportasi Bontang, Kutim, dan Berau khususnya penghubung antar 5 Kecamatan Sangsaka (Sangkulirang, Sandaran, Kaliorang, Kaubun dan Karangan) menuju Kabupaten Berau, masih banyak jalanan yang hancur.

“Perlu diberikan perawatan. Tentu anggaran pembangunan harus transparan diketahui oleh publik, karena sudah tertuang dalam UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik,” ujarnya.

Artinya, kata dia lebih lanjut, anggaran wajib dieksekusi untuk perawatan jalan kurang lebih ada sekitar Rp30 Milyar per tahun untuk 3 wilayah peruntukan.

“Hal yang tidak transparan bisa saja kita curigai di sana ada potensi penyelewengan, oleh karena itu jika lambat untuk memperbaiki jangan salahkan jika ada perlawanan dari rakyat.” tandas Richardo. (DETAKKaltim.Com)

Penulis : LVL

(Visited 50 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!