DETAKKaltim.Com, PPU : Untuk mengamankan dan mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan dalam unjuk rasa yang dilakukan warga kelurahan Buluminumg, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, Kapolres PPU Teddy Ristiandi menurunkan kurang lebih 300 personel anggota Polsek dan Polres dan satu unit water canon, serta didukung TNI, Rabu (26/4/2017).
Informasi yang berhasil dikumpulkan Wartawan DETAKKaltim.Com dari lapangan, unjuk rasa warga ini terkait klaim warga atas kepemilikan lahan sekitar 5 ribu hektar dari 1.500 orang pemilik lahan, yang merasa belum menerima ganti rugi dari PT Kalimantan Makmur Sejahtera (KMS) dan perusahaan sebelumnya.
Dijelaskan Kapolres, setelah terjadi dialog antara perwakilan warga masyarakat dengan pihak manajemen PT KMS di salah satu rumah warga di kilometer 10, Jalan Lintas Kalimantan di Kelurahan Buluminumg, pihak PT KMS berjanji akan menghadirikan pihak manajemen atau pemilik perusahaan dari Jakarta. Selanjutnya, sambil menunggu kehadiran pihak manajemen atau perwakilan pemilik perusahaan, aktivitas pabrik PT KMS untuk sementara dihentikan sampai ada kesepakatan.
“Hingga selesai aksi unjuk rasa ini, situasi tetap aman,†jelas Kapolres.
Di tempat terpisah, Rahling selaku koordinator aksi unjuk rasa merespon baik keputusan manajemen PT KMS yang berjanji satu minggu ke depannya, akan mengahadirkan manajemen atau perwakilan pemilik perusahaan dari jakarta.
“Kami berharap masalah ini tidak sampai berlarut – larut. Manajemen PT KMS harus transparan terkait dokumen kepemilikan lahan kepada warga masyarakat yang sudah dibayar maupun yang belum,†tutur Rahling.
Menurutnya, ini awal yang baik. Pihaknya menghargai niat baik perusahaan untuk menghadirkan manajemen, atau perwakilan pemilik perusahaan.
“Mudah – mudahan ada kesepakatan,†katanya.
Disinggung mengenai jumlah warga yang turut ambil bagian dalam aksi unjuk rasa kali ini, Rahling mengatakan setidaknya ada 300 warga ikut serta. (amran)
