Gagal, Wakil Ketua MPR Minta Program Deradikalisasi Dievaluasi

0 71

DETAKKaltim.Com, SAMARINDA :  Kasus ledakan bom di pelataran Gereja Oikumene,  Kelurahan Sengkotek Samarinda Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016) lalu menuai keprihatinan berbagai pihak, termasuk wakil rakyat di DPR RI dari Dapil Kaltim, Mahyudin.

Mantan wakil dan Bupati Kutim yang hijrah jadi politisi di Senayan dengan posisi saat ini Wakil Ketua MPR RI, menanggapi aksi  terorisme  tersebut  mengatakan,  jika teror bom merupakan aksi radikalisme yang memang susah untuk ditanggulangi, sehingga program deradikalisasi harus dievaluasi, karena banyak yang gagal.

“Sebab kebanyakan teroris  pasca jalani hukuman di penjara, dikira insaf, keluar dari lembaga  pemasyarakatan kembali menjadi pelaku. Seperti kasus bom Thamrin dan Samarinda ini pelakunya yaaa  itu…itu juga,” keluh Mahyudin di Samarinda, Rabu (16/11/2016).

Mahyudin menilai  harus dievaluasi kembali program deradikalisasi untuk penguatan, agar jangan  banyak timbul korban lagi, apalagi Kaltim seperti diketahui selama ini kondusif.

“Mungkin kita lalai karena kondusifitas tersebut akhirnya kecolongan, dan tidak menutup kemungkinan ini juga terjadi di daerah-daerah lain,” terangnya.

Meski menghimbau kepada masyarakat agar tidak perlu resah, namun Mahyudin berharap  masyarakat dapat bersama-sama melawan aksi terorisme, terutama kepada aparat penegak hukum, karena  negara tidak boleh kalah terhadap aksi terorisme.

Untuk mencegahnya, ia menilai perlu payung hukum, bagi penguatan Undang-Undang Anti Terorisme.

“Dari sini akan dijabarkan oleh Kepolisian program–program kongkrit, bagi mengantisipasi kasus terorisme  tersebut,” jelasnya.

Untuk memberikan efek jera agar tidak mengulang lagi, Mahyudin berharap hukuman bagi teroris harus  dipertimbangkan lebih berat lagi. (*MY)

(Visited 2 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!