DPC GMNI Samarinda Rayakan Dies Natalis Ke-68

Gelar Pembukaan Kaderisasi Tingkat Dasar

0 112

DETAKKaltim.Com, SAMARINDA : Dewan Pengurus Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Samarinda menggelar kegiatan ulang tahun Ke-68 GMNI, dirangkai dengan pembukaan Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) di Gedung Room Teater Integrated Laboratory Universitas Mulawarman, Senin (4/4/2022).

Dalam rilisnya yang diterima DETAKKaltim.Com disebutkan, agenda tersebut mengundang Kelompok Cipayung, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), DPD GMNI Kaltim, PA GMNI Samarinda, beberapa organisasi Himpunan Mahasiswa dan beberapa organisasi kedaerahan.

Kegiatan itu juga isi dialog dengan tema Trisakti Bung Karno menuju peluang generasi emas 2045. Turut diundang sebagai Pemateri dari AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) Kaltim, dan Kelompok Tani Unggul.

Dalam sesi diskusi, Ketua AMAN Kaltim Margaretha Seting menyampaikan dari sisi kebudayaan, budaya menjadi aset penting untuk diperhatikan oleh pemerintah. Khususnya berkaitan dengan hak masyarakat adat lokal, di Kalimantan Timur.

“Sejauh ini AMAN Kaltim memperjuangkan agar hak masyarakat adat dalam menyambut pemindahan IKN ke Kaltim (Ibu Kota Negara) tidak dikesampingkan oleh pemerintah, perlunya pemerintah memperhatikan hak masyarakat adat, juga tetap menjaga identitas budaya sebagai harga diri serta martabat masyarakat adat,” ungkap Margaretha.

Ketua Kelompok Tani Unggul Abdon Sitanggang mengatakan, dari sisi Pertanian petani merupakan pekerjaan mulia karena ketahanan pangan Indonesia sangat bergantung pada peran petani.

“Mirisnya, kondisi petani di Samarinda saat ini belum sama sekali mendapatkan pertanian secara layak. Misalnya saat banjir, maka Sawah kita akan tergenang banjir. Otomatis hasil panen tidak berhasil, ditambah lagi daerah Pertanian kita dikelilingi oleh Pertambangan Batubara,” bebernya.

Ketua GMNI Samarinda Yohanes Richardo Nanga Wara menyampaikan, Trisakti ajaran Bung Karno adalah jawaban tepat sebagai jalan menuju masyarakat yang adil dan Makmur. Sebab Trisakti merupakan cita-cita bersama.

Baca Juga :

Cita-cita bersama tersebut yakni berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara budaya.

“Tentu saja Trisaktilah yang akan mampu menjawab masa depan Indonesia yang sama rata sama rasa, jalan pembebasan umat manusia tanpa penindasan lagi, tidak ada lagi kemiskinan, ketimpangan, pengangguran yang terjadi itulah sosialisme Indonesia,” tegas Richardo dalam sambutannya.

Richardo memaparkan, berdasarkan data Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memprediksi, tingkat kemiskinan Indonesia pada 2022 berpotensi melonjak menjadi 10,81 persen atau setara 29,3 juta penduduk.

Sedangkan berrdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Kalimantan Timur (Kaltim) sebanyak 241,77 ribu jiwa (6,54%) dari total populasi pada Maret 2021. Angka tersebut meningkat dari posisi Maret 2020 sebanyak 230,27 jiwa (6,1%).

Belum lagi garis kemiskinan di Provinsi Kaltim sejak September 2021 hingga saat ini naik menjadi sebesar Rp703.223 per kapita per bulan, sehingga penghasilan di bawah itu termasuk kategori miskin.

Sementara dalam persentase kemiskinan di Kota Samarinda yang mengalami tren kenaikan sejak tahun 2019 sebesar 4,59 persen menjadi 4,76 persen pada tahun 2020. Yang mana hal ini perlu menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Samarinda.

Tentu saja itu bukan hanya sekedar angka, tapi fakta dan nyata kita masih terjajah. Indonesia tak akan mampu menuju kejayaan menjadi emas, jika realitasnya membuat kita cemas.

“GMNI Samarinda akan tetap menjadi bagian terdepan untuk mengontrol jalannya demokrasi dan kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap rakyat, menjadi mitra kritis sehingga mampu mengintervensi kebijakan pemerintah agar mengakomodir seluruh kepentingan masyarakat,” kata Richardo lebih lanjut.

Richardo menambahkan, GMNI sebagai organisasi perjuangan mampu mengambil peran serta menjawab masalah tanpa meninggalkan ilmu pengetahuan, dan kepekaan sosial untuk membangun bangsa ini ke depannya.

“GMNI harus dekat dengan rakyat, berempati terhadap berbagai soal terutama di Kota Samarinda yang dikatakan sebagai Kota Tepian yang dijuluki sebagai peradaban.” tutupnya. (DETAKKaltim.Com)

Sumber : Rilis

Editor   : Lukman

(Visited 15 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!