Disebut Alami Kerugian, Dewan Soroti Kinerja PDAM TTB Kutim

Hepnie : Hasil Audit BPK, Kerugian Rp2,8 Milyar

0 114

DETAKKaltim.Com, KUTAI TIMUR : Kalangan DPRD Kutai Timur (Kutim) menyoroti kinerja jajaran PDAM Tirta Tuah Benua (TTB) Kutim. Pasalnya, selain mengenai pelayanan kepada masyarakat target pendapatan perusahaan plat merah tersebut merugi. Bahkan tahun 2022, PDAM Kutim merugi mencapai sekitar Rp2,8 Milyar.

Ketua Komisi B DPRD Kutim Hepnie Armansyah mengungkapkan, berdasarkan informasi yang diperolehnya kinerja PDAM Kutim tahun 2022 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Salah satu parameternya adalah kerugian yang mencapai Rp2,8 Milyar.

“Berdasarkan laporan hasil laba-rugi yang diaudit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hasil audit tersebut diketahui PDAM TTB Kutim mengalami kerugian Rp2,8 Milyar, dari pendistribusian air bersih,” jelas Hepnie Armansyah, Rabu (9/11/2022).

Perusahaan Daerah (Perumda) yang mengelola kebutuhan air bersih, kehilangan pendapatan hampir sekitar Rp24 Milyar.

“Lossnya distribusi 20 persen. Kalau kita samakan produksinya seperti tahun lalu yakni 13 juta meter kubik, maka yang hilang itu sekitar 2,7 juta meter kubik. Dikalikan dengan Rp8000, maka pendapatan sebesar Rp24 Milyar hilang,” ujarnya.

Hal ini sangat disayangkan oleh Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu. Menurutnya, dalam distribusi air bersih kepada masyarakat tidak ada istilah rugi. Sebab berkaca dari tahun sebelumnya, PDAM TTB Kutim mengalami keuntungan hingga Rp4,5 Milyar.

Baca Juga :

Hepni menegaskan, ini bukan rugi, tapi penurunan kinerja. Misi PDAM TTB memang melayani masyarakat, tapi bukan berarti tidak bisa untung. Artinya kalau lebih efisien dalam bekerja, maka memungkinkan bisa untung.

Dikonfirmasi terpisah, Dirut PDAM Tirta Tuah Benua (TTB) Kutim Suparjan mengaku target yang telah ditetapkan mengalami penurunan drastis karena Pandemi Covid-19. Sebab di Kutim tergolong pelanggannya sangat strategis, baik dari niaga maupun industri.

Selain itu, lanjut dia, biaya menggratiskan air bersih selama tiga bulan juga membuat kehilangan pendapatan.

Iapun mengaku, karena pendapatan menurun, jadi seakan-akan kerugian yang terjadi. Menurutnya, biaya yang dikeluarkan tetap seperti operasional, pembelian bahan kimia, maupun perbaikan, dan pelayanan kepada masyarakat masih tetap dilakukan.

“Karena Pandemi Covid-19 inilah pendapatan kita menurun.” tutupnya. (DETAKKaltim.Com)

Penulis: HB/ADV DPRD Kutim

Editor: Lukman

(Visited 8 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!