6 Meninggal 2 Luka Berat, Korban Banjir dan Longsor di Sumbar Bertambah

0 74

DETAKKaltim.Com, SUMBAR : Penanganan darurat bencana banjir dan longsor terus dilakukan selama masa tanggap darurat hingga 9/3/2017 mendatang di Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Demikian disampaikan Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Senin (6/3/2017) dini hari.

“Jumlah korban bertambah dengan adanya laporan dari lapangan,” sebut Sutopo.

Hingga Sabtu (5/3/2017) Pukul 21:30 Wib, Posko Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Kabupaten Lima Puluh Kota melaporkan 2 orang meninggal dunia dan 2 luka berat akibat banjir dan longsor.

Korban meninggal dunia masing-masing :

  1. Doni Fernandes (33 tahun) karena tertimbun longsor.
  2. Teja (19 tahun) karena tertimbun longsor.
  3. Yogi Saputra (23 tahun) karena tertimbun longsor.
  4. Karudin (25 tahun) karena tertimbun longsor.
  5. Muklis (45 tahun karena hanyut banjir.
  6. Bayi (2 hari) karena terendam banjir.

Korban luka berat karena longsor adalah Syamsul Bahri (22 tahun) dan Candra (42 tahun).

TNI dan Polri bersama masyarakat turun ke lapangan melakukan evakuasi terhadap korban longsor. (foto:BNPB)

Dijelaskan Sutopo, informasi dari Posko, bayi meninggal di Puskesmas Pangkalan. Kronologinya setelah prosesi kelahiran di Puskesmas kemudian bayi dimasukkan inkubator pada Rabu (1/3/2017).  Saat masih dalam inkubator tiba-tiba air deras masuk dan merendam Puskesmas Pangkalan sehingga bayi tidak dapat diselamatkan pada 2/3/2017. Saat kejadian listrik padam karena banyak tiang listrik roboh terkena longsor.

Banjir dan longsor terjadi pada 25 titik (13 titik longsor dan 12 titik banjir). Longsor tersebar pada 9 titik di Kecamatan Pangkalan. Sedangkan banjir tersebar pada 7 kecamatan dengan titik banjir tertinggi mencapai 1,5 meter di Kecamatan Pangkalan, yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Batang Maek di Kecamatan Pangkalan, sungai Batang Kapur di Kecamatan Kapur IX, sungai Batang Sinamar di Lareh Sago Halaban dan sungai Batang Harau di Kecamatan Harau.

“Hingga saat ini akses jalan nasional yang menghubungkan Sumatera Barat – Riau putus dan belum dapat dilalui akibat longsor. Sebagian material longsor sudah dibersihkan dengan mengerahkan alat berat. Namun ada ruas jalan yang longsor dan ambles sehingga perlu perbaikan,” jelas Sutopo.

Kondisi listrik belum semuanya pulih, sebut Sutopo lebih lanjut, longsor menyebabkan beberapa instalasi milik PLN rusak. Akibatnya 117 gardu listrik terpaksa dipadamkan dan 14.657 pelanggan PLN tak teraliri listrik. Perbaikan jaringan listrik terkendala pada jalan yang rusak dan tertimbun longsor. PLN Wilayah Sumbar saat ini terus berupaya untuk memperbaiki jaringan listrik yang terputus itu.

BNPB terus mendampingi BPBD dalam penanganan darurat. Kepala BNPB, Deputi Penanganan Darurat BNPB dan personil Tim Reaksi Cepat telah berada di lokasi bencana. Koordinasi dengan Bupati Kabupaten Lima Puluh Kota dan unsur lainnya dilakukan.

BNPB menyerahkan bantuan Rp500 Juta dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat kepada BPBD Kabupaten Limapuluh Kota. BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, Tagana, PMI, SKPD, relawan dan masyarakat melakukan penanganan darurat. Bantuan terus dikirim ke lokasi bencana. Sebagian besar masyarakat telah kembali ke rumah masing-masing membersihkan rumah karena banjir sudah surut.

“Kebutuhan mendesak saat ini adalah alat berat, mobil tanki air, makanan siap saji, permakanan, air bersih, peralatan rumah untuk membersihkan lumpur, obat-obatan,” tandas Sutopo. (***/LVL)

 

(Visited 1 times, 1 visits today)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!