DETAKKaltim.Com, SAMARINDA: Official Papua Barat Al Jusman Temongmere mengatakan, pihaknya bersiap khusus untuk Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional (MTQN) XXX di Kalimantan Timur (Kaltim) hingga satu bulan lamanya.
Sementara itu untuk perjalanan darat dan laut dari Papua Barat menuju Benua Etam, khususnya Kota Tepian, ia mengungkapkan bahwa pihaknya membutuhkan waktu sekitar 10 hari.
Meskipun perjalanan dari Papua Barat cukup jauh dan memerlukan waktu, dengan sebagian rombongan menempuh jalur udara dan sebagian lainnya lewat laut, Al Jusman merasa lega karena semua berjalan lancar.
“Perjalanan kami memang cukup panjang, ada yang lewat darat, ada juga yang lewat laut, jadi tidak semuanya tiba bersamaan di Samarinda. Tapi alhamdulillah, berkat panitia MTQN dan LO kami, yang menerima kami, kerja sama mereka luar biasa,” ujar Al Jusman kepada media DETAKKaltim.Com di sela-sela kegiatan Pawai Ta’aruf.
Lebih lanjut Al Jusman mengatakan, sebagai panitia aktif dalam berbagai event nasional, termasuk kegiatan MTQ ini, bukan kali pertamanya terlibat.
“Kalau saya kebetulan panitia MTQ juga di Provinsi, jadi setiap event nasional pasti ikut,” bebernya.
Baca Juga:
- Denyut MTQN XXX, Kafilah DKI Pandang Benua Etam Lebih Asri
- Denyut MTQN XXX, Harapan UMKM Saat Pawai Ta’aruf
- Denyut MTQN XXX, Pj Gubernur Kaltim Nilai Pawai Ta’aruf Sukses
Disinggung terkait pengalaman yang dirasakan ketika berkunjung ke Kaltim, ia mengakui belum sempat melihat seluruh lokasi perlombaan secara keseluruhan. Meskipun demikian, ia sudah mengagumi Samarinda, terutama ketika mengunjungi Menara Masjid Islamic Center dan melintasi Jembatan Mahakam.
“Alhamdulillah, sungguh luar biasa. Samarinda keren sekali. Kemarin kami sudah sempat melihat Menara Islamic Center dan melewati Jembatan Mahakam, sangat indah,” ungkapnya.
Selain itu, Al Jusman juga mengatakan rasa penasarannya terhadap wisata dan budaya setempat. Ia tertarik dengan Museum Tenggarong, dan berharap bisa mempelajari sejarah serta budaya Kaltim lebih dalam.
“Saya ingin sekali berkunjung ke Museum Tenggarong, karena saya ingin lebih paham tentang sejarah dan budaya di sini,” tuturnya.
Tentang makanan lokal, Al Jusman merasa bahwa Nasi Kuning di Kalimantan mirip dengan yang ada di Papua Barat, dan ia sangat menikmati pengalaman kuliner tersebut.
“Makanan di sini juga enak, hampir mirip dengan yang ada di tempat kami.” tutupnya.(DETAKKaltim.Com)
Penulis : Lisa
Editor : Lukman