DETAKKaltim.Com, SAMARINDA: Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Kalimantan Timur Irhamsyah mengungkapkan, angka kemiskinan di Kalimantan Timur saat ini berada pada 6,11 persen. Pemerintah Provinsi Kaltim terus berupaya menurunkan angka tersebut melalui berbagai program, salah satunya adalah Program Rumah Layak Huni (RLH).
Irhamsyah menjelaskan, Program RLH ini tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sebaliknya, pendanaan program ini berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan besar di wilayah tersebut.
CSR perusahaan-perusahaan besar ini dikoordinir oleh satu badan pengelola, yang beroperasi berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 78 Tahun 2021 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di Kaltim.
“Kita coba menghimpun dari pihak swasta, perusahaan-perusahaan besar, kita coba menyalurkan CSR-nya mereka,” jelas Irhamsyah dalam Jumpa Pers di Ruang Wiek Diskominfo Kaltim, Jum’at (23/8/2024).
Baca Juga:
- Respon Keputusan MK, KPU Samarinda Akan Gerak Cepat Sosialisasi
- KPU Samarinda Rincikan Aturan Pendaftaran Calon Perseorangan dan Parpol
- PT PAMA Digugat Wahidah, Hakim Mediator Beri Waktu Ajukan Penawaran Perdamaian
Biro Administrasi Pembangunan juga dijelasknnya, mengelola dua badan pengelola, yang fokus pada pembangunan RLH dan program pangan untuk penghijauan.
“Fokus pada lahan-lahan tidur milik masyarakat, kita mengedukasi masyarakat supaya bisa memanfaatkan lahan yang ada sampai bisa menghasilkan,” terangnya.
Irhamsyah menegaskan bahwa kemiskinan seringkali berawal dari kondisi rumah yang tidak memadai, seperti buruknya sanitasi dan akses air bersih.
“Kemiskinan berangkat dari sisi rumahnya, untuk itu datanglah pemerintah untuk berkolaborasi,” tuturnya.
Pemerintah hadir untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, guna memperbaiki kondisi ini. Hingga tahun 2024, Program RLH telah berhasil merealisasikan 321 unit rumah layak huni di 10 Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur.
“Ada dua tipe rumah yang ditawarkan, yakni tipe 36 dengan konstruksi beton dan tipe 45 dengan konstruksi kayu,” tutupnya.
Irhamsyah menekankan bahwa tujuan utama program ini adalah untuk memberikan masyarakat tambahan penghasilan dan kemandirian ekonomi, dengan harapan dapat secara signifikan menurunkan angka kemiskinan di Benua Etam. (DETAKKaltim.Com)
Penulis: Lisa
Editor: Lukman