Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenkraf Ungkap Kendala Pariwisata

Avtur Penyebab Tingginya Harga Tiket Pesawat di Indonesia

DETAKKaltim.Com, SAMARINDA: Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Dwi Marhen Yono, mengakui bahwa akses transportasi, baik dari udara maupun darat, sedang mengalami masalah.

Hal itu disampaikan Dwi pada Jumpa Pers yang digelar panitia Mahakam Run 2014 menjawab pertanyaan DETAKKaltim.Com, usai mengikuti pra event Mahakam Run bertajuk Road to Mahakam Run 2024 di Hotel Harris, Minggu (30/6/2024) siang.

Sebagaimana disampaikan Anggota DPR RI Hetifah Sjaifudian sebagai penggagas, Mahakam Run 2024 merupakan sebuah ajang olahraga yang digabungkan dengan pariwisata, yang inklusif sebagai upaya menggaungkan sport tourism di Kalimantan Timur (Kaltim).

Permasalahan transportasi ditegaska Dwi, harus segera diatasi untuk mendukung perkembangan Pariwisata di Indonesia, khususnya di Provinsi Kaltim.

“Saat ini, akses udara dan darat memang sedang bermasalah. Saya sering menghadiri rapat untuk membahas isu tiket pesawat yang masih belum kembali normal,” jelas Dwi.

Sebelum pandemi, terdapat sekitar 1.200 penerbangan, namun saat ini, penerbangan baru mencapai sekitar 800 penerbangan.

“Ini masih dalam tahap pemulihan menuju kondisi normal,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti tingginya harga Avtur sebagai salah satu kendala utama, dalam harga tiket pesawat. Avtur merupakan bahan bakar untuk pesawat jenis jet, dan harganya di Indonesia belum kompetitif dibandingkan dengan negara lain.

Dari total biaya tiket pesawat, sekitar 39,5 persen adalah komponen biaya Avtur. Harga Avtur di Singapura lebih murah Rp4 Ribu dibandingkan Jakarta, dan di Abu Dhabi atau Dubai lebih murah Rp7.000,-.

Singapura bisa lebih murah, karena mendapatkan subsidi dari pemerintah,” bebernya.

Baca Juga:

Dwi Marhen Yono menjelaskan bahwa pemerintah sedang mengkaji pemberian subsidi untuk Avtur, dengan harapan subsidi tersebut dapat meningkatkan pendapatan negara.

“Dari hasil kajian, subsidi sebesar Rp40 Milyar dapat menghasilkan pendapatan negara sebesar Rp100 Milyar,” terangnya.

Lanjutnya, Presiden telah memberi arahan agar Pertamina melakukan pembenahan supaya harga Avtur bisa lebih kompetitif, minimal sebanding dengan Singapura.

Semoga tahun depan kita bisa melihat pemulihan ini,” tambahnya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kota untuk mengembangkan infrastruktur pendukung Pariwisata. Salah satu strategi yang diusulkan adalah, dengan mengoptimalkan potensi Desa Wisata di sekitar Ibu Kota Negara (IKN).

“Ketika IKN menjadi magnet wisata, kita harus memastikan akses ke Desa-Desa Wisata sudah tersedia. Ini adalah bagian dari strategi kami untuk berkolaborasi dengan daerah.” pungkasnya. (DETAKKaltim.Com)

Penulis: Lisa

Editor: Lukman

(Visited 30 times, 6 visits today)
Dwi Marhen YonoKemenparekraf RIPariwisata Kaltim
Comments (0)
Add Comment