DETAKKaltim.Com, SAMARINDA : Gubernur Kaltim Awang Farouk Ishak menyambut baik gerakan Kaltim Sebagai Lumbung Energi Biomassa, setelah adanya gerakan sejenis yakni Pengembangan Energi Hijau Berkelanjutan Untuk Mendukung Green Growth Compact ( GGC) yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Pusat.
Di hadapan para peserta Seminar Gerakan Kaltim Sebagai Lumbung Energy Biomassa, Awang mengatakan bahwa perkembangan ekonomi Kaltim sejak tahun 90-an sangat tergantung pada sektor ekonomi dan sumber daya yang terbarukan setelah sebelumnya tergantung pada sektor kehutanan.
“Pada periode tersebut Kehutanan menjadi tulang punggung ekonomi Kaltim, dengan laju pertumbuhan ekonomi Kaltim 7,4% / tahun, bahkan menjadi pertumbuhan ekonomi tertinggi di  Indonesia, “ ungkap Awang, Rabu (28/9/2016) di Kantor Gubernur Kaltim.
Selanjutnya, sebut Awang, ekonomi Kaltim juga didukung oleh potensi migas, dan Batu bara yang menggeser sektor Kehutanan di periode tahun 2000-an yang menurun hingga saaat ini.
Oleh karena itu Awang memperingatkan jika Indonesia termasuk Kaltim saat ini mengalami krisis energi.
“Indikator krisis energi tersebut dapat dilihat dari volume produksi minyak mentah saat ini selalu di bawah indek kebutuhan, “ jelas Awang.
Awang juga menerangkan, sumber- sumber migas dan Batu bara tersebut, diprediksi akan habis. Untuk migas diprediksi 50 tahun lagi akan habis, sedangan untuk cadangan Batu bara Indonesia saat ini yakni 136 milyar ton, diprediksi  dalam tempo 83 tahun  juga akan habis.
Berita terkait :Â Dishut Kerja Sama IKA Fahutan Unmul Kelola Bukit Soeharto
Sedangkan cadangan energi yang dimiliki Kaltim menurut Awang, untuk gas bumi dan Batu bara diprediksi akan habis dalam tempo 20 tahun.
“Oleh karena itulah untuk  mengantisipasi habisnya cadangan energi tersebut,  maka degradasi sumber daya alam Kaltim perlu diatasi. Salah satunya dengan gerakan Kaltim hijau yang bertujuan untuk mengingatkan adanya Green Growth Compact atau komitmen bersama untuk  pembangunan hijau tersebut ,†pungkas Awang. (*MY)