DETAKKaltim.Com, KUBAR : Warga Kampung Ongko Asa, Kecamatan Barong Tongkok, Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur, dihebohkan si jago merah yang tiba-tiba sudah membumbung tinggi di rumah Rosandi, Minggu (6/8/2017) pagi.
Meski 3 unit mobil pemadam kebakaran dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kutai Barat sempat datang, api terlanjur melalap habis rumah berukuran sekitar 5 x 8 meter itu.
Keterangan sejumlah warga, awalnya tidak ada yang menyadari api mulai menyala di rumah Rosandi yang akrab disapa Sandi. Rumah Sandi yang berada di perbatasan RT 1 dan RT 2 tepat di tepi jalan seberang lapangan Sepak Bola.
“Waktu saya lewat mau nores (menyadap karet), belum lihat ada api. Mungkin apinya masih kecil di dalam,†ujar Aliang (42), warga RT 1 Kampung Ongko Asa.
Terpisah, Fitri, wanita yang akrab disapa bacat ini, sedang bersantai di tepi Lapangan Sepak Bola, usai berolahraga pagi bersama anaknya. Melihat api berkobar, ia lantas membangunkan pemilik rumah.
“Lihat ada api bah, saya langsung kasih bangun mereka Sandi itu,†ujar Fitri (26), yang pertama kali melihat api melahap dapur.
Spontan teriakan minta tolong adanya kebakaran membuat warga berkerumum di lokasi. Masing-masing berusaha memadamkan api dengan media seadanya.
“Sebenarnya banyak yang melihat ada asap dari rumah itu, tapi dikira hanya asap karena sedang memasak,†ungkap Amos, Sekretaris Kampung Ongko Asa, yang menghubungi Petugas Damkar.
Sandi yang bekerja di Dinas Perhubungan Kabupaten Kutai Barat, mengatakan, ia baru menyadari ada kebakaran sekitar Pukul 06:35 Wita. Setelah ada warga memberitahu ada kobaran api di rumahnya. Ia dan istri baru saja tertidur sekitar Jam 5 Subuh, karena semalaman belum bisa tidur.
“Anak kami Nanda (6) agak rewel karena tidak enak badan. Makanya saya dan istri terjaga semalaman, dan baru bisa tidur jam 5 Subuh. Tadi malam kami masak air pakai kayu api (bakar) karena kehabisan gas elpiji. Padahal seingat saya sudah kasih mati api di tungku,†ujarnya.
Sandi menjelaskan, rumahnya baru selesai dibangun berupa beton. Sehingga rumah berbahan kayu yang ditempati sebelumnya dijadikan ruangan kerja dan juga dapur. Tidak sedikit barang bernilai di dalamnya. Seperti meja dan kursi kerja, mesin generator listrik atau genset, satu set kursi dan meja makan, lemari pakaian dan setumpuk kayu baru sisa pembangunan rumah beton itu.
“Kami sedang mengecat dan membuat plafon rumah, jadi barang-barang banyak yang saya taruh di rumah kayu ini,†jelasnya.
Ditanya kerugian, Sandi mengaku tidak berpikir jauh ke sana. Ia, istri dan anaknya bersyukur masih selamat. Meskipun sebagian atap dan dinding rumah beton yang ditempatinya saat kebakaran sudah terjilat api.
“Kalau dihitung ada sekitar Rp25 Juta rugi, karena meja dan kursi makan itu baru dibeli. Meja dan kursi kerja juga cukup mahal saya beli. Yang penting kami masih selamat, ini adalah ujian iman. Terima kasih buat saudara-saudara di kampung ini yang telah membantu mengeluarkan barang-barang dari rumah,†tandasnya. (SKS)