Selayang Pandang Rita Widyasari, Kembali Untuk Mengabdi
*** Tokoh Muda Segudang Prestasi, Bupati Wanita Pertama di Kaltim
RITA WIDYASARI, namanya menjadi buah bibir bersama segelintir tokoh-tokoh Kaltim yang berprestasi sebagai Kepala Daerah, bahkan wanita yang sebentar lagi akan merayakan ulang tahunnya yang ke 42 ini berhasil melampaui prestasi sejumlah tokoh-tokoh Kaltim yang lebih senior, karena mampu menorehkan puluhan penghargaan baik di tingkat daerah maupun di level nasional sebagai Bupati Kutai Kartanegara periode 2010 – 2015.
Terlahir dari pasangan H.Syaukani HR, Bupati Ke 9 Kutai Kartanegara, laki-laki keturunan Banjar Makassar yang menikahi Hj.Dayang Kartini asli berdarah Kutai. Rita Widyasari yang lahir di Tenggarong, 7 November 1973 dan menempuh jenjang pendidikan awal dan lulus di SD 002 Tenggarong 1986, SMPN 1 Tenggarong 1989, SMAN 1 Samarinda 1992, Akademi Sekretaris dan Manajemen Taruna Bhakti Bandung 1995, Unpad Bandung 2000, S2 Unsud Porwokerto 2004, S3 Universitas Utara Malaysia 2014.
Meski sebelumnya tidak banyak mengenal, namun wawancara pertama dan merupakan awal mengenal lebih dekat dan hingga kini terus mencermati sepak terjang sosok fenomenal di kancah politik Kaltim ini adalah di medio November 2006, hanya beberapa hari setelah merayakan Hari Ulang Tahunnya yang ke-33, saat masih mengasuh Tabloid Gema Suara Daerah.
Bertemu di rumahnya di daerah Timbau, Tenggarong, Kalimantan Timur saat masih menjabat sebagai Ketua KNPI Kutai Kartanegara. Sebuah jabatan yang hanya ingin disandangnya satu kali dan tidak berminat untuk menjabat di level Kaltim seperti yang dituturkannya. Kesan pertama saat bertemu dalam balutan jas KNPI, dia begitu menjaga penampilan dan ramah. Senyumnya langsung mekar saat menyapa Awak Gema Suara Daerah yang datang berdua saat itu, saya, Lukman dengan Ibnu Arifuddin. Kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah permohonan maaf karena pertemuan itu sempat tertunda beberapa kali, dan kamipun sempat menunggu sekitar 3 jam sebelum bisa bertemu hari itu. Ada kerendahan hati kami rasakan dalam nada permohonan maaf ibunda dari M Dhafin Rizgin Mumtazah, Khalda Thumakarimah Mumtazah, dan Khansa Thumakarimah Mumtazah kala itu.
Sepanjang perbincangan yang mengalir penuh keakraban selama hampir 2 jam itu, Isteri dari Endri Elfran Syafril ini mengungkapkan visinya dan bagaimana dia akan mencapai itu. Dengan tetap memperhatikan dan mencermati situasi politik di Kukar saat itu yang mulai bergejolak ketika wacana Syaukani HR, Sang Ayah yang juga begitu dielu-elukan namanya di Kaltim akan mencalonkan diri menjadi Gubernur Kaltim tahun 2008. Dalam rencananya yang diungkapkan dengan nada suara ringan dan santai, sebelum melangkah ke jenjang kursi eksekutif sebagai calon Bupati Kutai Kartanegara, terlebih dahulu akan memulai karir politik di DPRD. Dari sana akan menyuarakan aspirasi masyarakat Kutai Kartanegara, terutama aspirasi perempuan yang saat itu dalam penilaiannya belum banyak diakomodir.
Manusia berencana, namun campur “tangan†Tuhan tidak bisa dielakkan dalam perjalanan hidup hambaNya, jika Dia berkehendak, maka jadilah kehendak itu. Begitu pula sebaliknya, ternyata tahapan-tahapan rencananya berjalan lebih cepat dari yang dia agendakan. Semua mengalir bak air Sungai Mahakam yang membelah Kota Raja, Tenggarong. Tenang namun deras, nyaris tanpa rintangan hingga sampai ke muara (baca: tujuan).
Cita-citanya bisa tercapai lebih cepat dari yang direncanakannya dalam perbincangan saat itu, setelah terpilih jadi anggota DPRD periode 2009 – 2014 yang ditargetkannya bisa menjadi Ketua DPRD Kukar, dia akan menyelesaikan tugasnya baru melangkah ke gelanggang perebutan kursi Bupati Kukar. Namun situasi politik di Kukar dan momentum Pilkada langsung pertama yang digelar tahun 2010 membuka peluang baginya untuk turut bertarung, dan hasilnya seperti yang kita ketahui, dia, Rita Widyasari yang berpasangan dengan M Ghufron Yusuf berhasil menang mutlak atas saingannya dalam Pilkada yang diikuti 6 pasangan pada 1 Mei 2010. Bahkan berhasil menang mutlak 55,45 persen mengungguli pesaingnya yang beberapa di antaranya lebih senior.